Oleh: Gunawan
Saat aku berkunjung ke
toko buku yang kedua, aku melihat senyum manis seorang ibu paruh baya tiap kali
melayani para pengunjung dan pembeli buku. Satu per satu pengunjung, ia
meladeninya dengan sepenuh hati. Seolah tak ada rasa capek yang tampak dari
raut wajahnya. Bahkan, ada satu pengunjung (cewek) yang menanyakan judul dan
model buku yang dicarinya. Dengan santun, ibu tersebut mengatakan kepada
pengunjung yang dimaksud agar sabar sebentar dan segera diambilkan.
Si ibu kemudian
memberikannya kepada si pelanggan tersebut. Dengan senangnya pelanggan itu
menerima buku yang dibutuhkannya tersebut. Aku sendiri sementara sedang asyik
menyantap isi buku secara gratis. Entah mengapa, tiba-tiba ibu (penjaga toko)
tersebut, langsung memberikanku sebuah kursi dan mempersilakan agar aku
mendudukinya. Barangkali, ia tahu kalau aku sudah hampir satu jam menikmati isi
buku sambil berdiri. Aku pun mengucapkan terima kasih kepadanya.
Aku perhatikan betul,
bagaimana ibu itu melayani pengunjung yang memasuki toko bukunya. Bahkan,
banyak di antara pengunjung yang hanya menyuruh ibu itu untuk mengambil buku
yang dibutuhkan, namun tak sampai mereka membelinya. Meski demikian, lagi dan
lagi, ibu itu masih saja tetap menampakkan senyuman di wajahnya dan mengucapkan
terima kasih kepada para pengunjung walau tak jadi membeli buku yang telah
disodorkan tersebut. Bagiku yang masih awam, tentu hal seperti ini patut ditiru
oleh kita dan siapa pun di antara kita. Ya, kerendahan dan kemurahan hati
seorang ibu dalam melayani setiap tamu yang hadir itu perlu kita tiru.
Setelah kubaca beberapa
halaman dari buku yang kulihat, aku pun pamit pada ibu tersebut, dan bergegas
melangkah ke toko buku yang lain untuk mencari buku pesanan temanku. Akhirnya,
tak sia-sia aku berkeliling dan melangkah ke sana kemari, dari satu toko buku
ke toko buku yang lainnya. Nasib baik menghampiriku, bahwa buku yang kucari
pun, ternyata ditemukan juga, meskipun stok terakhir. Tentu, aku senang dan
bahagia.
Tak langsung aku pamit
pulang. Beberapa menit, aku mencoba menikmati isi buku yang tertata rapi di
raknya, mumpung masih bisa berkunjung. Setelahnya, baru aku mengucapkan terima
kasih kepada penjaga toko buku tersebut dan pamit pulang.
Aku pun melangkah
pulang, dan melewati lagi toko buku kedua tadi yang dijaga oleh seorang ibu
paruh baya. Aku melihat ibu tersebut sedang istirahat dan memejamkan mata di
kursinya. Ada semacam keringat yang keluar di pori-pori wajahnya. Mungkin
penyebabnya oleh karena capek dan lelah, setelah mondar-mandir melayani
pelanggan dan/atau pengunjung toko bukunya tersebut.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert