Oleh: Gunawan
Dalam ilmu logika
(logika matematika), salah satu yang dibahas adalah terkait dengan kalimat. Kalimat
yang dimaksud, dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu kalimat terbuka dan kalimat
tertutup.
Kalimat terbuka
merupakan kalimat yang nilai kebenarannya belum bisa dipastikan. Biasanya
menggunakan kalimat tanya. Dalam hal lain juga menggunakan variabel atau peubah.
Misalnya, apakah Jakarta merupakan
Ibukota negara Indonesia? Sampai di sini, ini masuk dalam kalimat yang
nilai kebenarannya belum pasti, sebab masih memuat tanda tanya. Contoh lain, a+5=21. Ini juga belum bisa dipastikan
nilai kebenarannya, sebab masih mengandung variabel (a belum diketahui berapa).
Sedangkan, kalimat
tertutup merupakan sebaliknya, yaitu kalimat yang nilai kebenarannya sudah
pasti. Nilai kebenaran yang dimaksud, adalah benar atau salah (bukan sekaligus kedua-duanya).
Misalnya, 2+11=13. Ini sudah jelas,
bahwa nilai kebenarannya adalah benar. 5x3=30,
ini juga sudah jelas nilai kebenarannya, yaitu salah. Contoh lain, Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia.
Nilai kebenaran dari kalimat “Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia”
adalah benar.
Nilai kebenaran dalam
suatu kalimat (dalam konteks logika matematika) sudah pasti melalui pembuktian
tertentu. Seperti pada contoh di atas, 2+11=13,
nilai kebenarannya adalah benar. Di sini sudah melewati proses pembuktian,
sehingga nilai kebenarannya dikatakan benar. Demikian juga dengan dua contoh
lain di atas.
Dalam kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari, ada baiknya dalam menyerap berbagai informasi atau berita, kita harus
bisa mengecek nilai kebenarannya. Apakah informasi/berita itu benar atau salah
(bukan kedua-duanya). Tanpa kita mengetahui nilai kebenaran dari suatu
informasi atau berita yang dimaksud, maka bisa jadi kita salah sangka dan gagal
paham. Barangkali, informasi atau berita yang benar kita anggap salah. Sebaliknya,
informasi atau berita yang salah kita anggap benar.
Ini juga yang menjadi
salah satu penyebab maraknya berita hoax
yang beredar di dunia maya, oleh karena tidak adanya proses pengecekan nilai
kebenaran dari para warganet. Sehingga, informasi atau berita tersebut tidak
jelas kebenarannya. Makanya, perlu dilakukan pengecekan dan kroscek, demi
keabsahan dan keshahihan sebuah kabar yang dimaksud, sehingga nilai
kebenarannya jelas (benar atau salah). Dengan demikian, kita bisa mengetahui
bahwa kabar yang dimaksud benar atau salah adanya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert