Oleh: Gunawan
Salah satu hasil
pencapaian manusia yang amat pesat sekarang ini adalah teknologi. Berbagai
bentuk teknologi yang dihasilkan tersebut berkat kemajuan ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia. Di antara teknologi yang dimaksud adalah media
elektronik, berupa televisi, radio, HP, internet.
Dari berbagai teknologi
yang tersebut di atas, muncul lagi berbagai aplikasi yang dibuat oleh manusia,
berupa Facebook, Twitter, BBM, Line,
WhatsApp, dan sebagainya.
Dengan adanya berbagai
teknologi dan aplikasi tersebut, berbagai informasi pun sekejap mata langsung
kita ketahui. Bahkan, sudah menjadi santapan keseharian kita. Entah itu
informasinya jelas (nyata), atau sebaliknya berupa informasi palsu (hoax). Sadar atau tidak sadar,
kadangkala ketika kita menerima informasi tersebut langsung kita telan
mentah-mentah tanpa menelusuri terlebih dahulu keaslian berita atau informasi
yang dimaksud.
Lebih parah lagi
bilamana informasi tersebut langsung kita sebarkan (share) tanpa mengkaji terlebih dahulu kenyataannya. Akibatnya,
informasi yang kita sebar pun diterima oleh orang lain, bahkan disebarkan lagi
secara berantai.
Hal seperti ini,
sebenarnya sudah banyak kita lihat dan dengarkan akhir-akhir ini. Berbagai
komentar pun muncul begitu saja di berbagai sosial media. Efeknya, berimbas
pada saling mencaci-maki, saling benci-membenci, dan saling memfitnah satu sama
lain. Sehingga hubungan persaudaraan pun semakin renggang. Padahal, akhlak
seperti ini seharusnya kita hindari. Agar dalam kehidupan sosial tetap terjalin
harmonis.
Oleh karena itu,
sebelum kita menelan mentah-mentah berbagai berita atau informasi yang kita
baca atau saksikan lewat media cetak atau elektronik khususnya, maka kita harus
menyaring dan menelaah terlebih dahulu apakah informasi tersebut benar adanya,
sumbernya jelas atau tidak. Jangan sampai kita langsung percaya begitu saja,
apalagi langsung menyebarluaskan. Itu akan berakibat fatal, baik bagi diri kita
sendiri maupun bagi orang lain.
Mari kita coba belajar
dari konsep-konsep yang ada dalam matematika. Salah satu definisi dari
matematika, bahwa matematika merupakan ilmu pasti. Matematika tidak pernah
membicarakan sesuatu yang tidak nyata, apalagi sesuatu yang berbau fitnah atau hoax.
Dalam pelajaran
matematika, suatu rumus atau dalil atau formula, tak bisa diterima begitu saja
nilai kebenarannya tanpa dibuktikan atau ditelusuri terlebih dahulu. Maksudnya,
bahwa suatu rumus atau pernyataan dikatakan benar apabila sudah melewati proses
pembuktian. Makanya, semua rumus yang ada dalam matematika, sudah melewati
proses pembuktian. Sehingga nilai kebenarannya sudah jelas dan pasti. Ini
berarti, tidak ada dusta dalam matematika.
Mungkin, kalau kita
analogikan ke dalam karakter manusia. Ini merupakan bagian dari sifat jujur (siddiq) dan dapat dipercaya (amanah). Sejatinya, kita juga bisa
mengambil pelajaran dari nilai-nilai yang terkandung di dalam matematika. Salah
satunya, yaitu tak akan mau menerima apalagi langsung percaya dan men-share begitu saja terhadap berbagai
informasi yang beredar tanpa ditelusuri terlebih dahulu kebenarannya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert