Oleh: Gunawan
Siapa sih yang tidak
punya persoalan atau permasalahan dalam hidupnya? Saya rasa, semuanya sepakat,
bahwa setiap manusia pasti punya persoalan dalam kehidupannya. Sekecil apa pun
pasti ada. Bahkan, datangnya hampir setiap hari. Entah datangnya secara sengaja
atau pun tidak, yang jelas pasti ada.
Salah satu contoh
permasalahan yang dimaksud, misalnya konflik. Konflik tersebut, barangkali bisa
datang dari luar, namun bisa jadi datang dari dalam diri sendiri.
Realita di lapangan,
banyak orang memandang bahwa permasalahan (baca: konflik) sebagai suatu hal
yang negatif dan harus dihindari. Itu tidaklah salah. Itu benar. Namun, perlu
kita ketahui bahwa tidak semua permasalahan atau konflik itu membawa dampak
negatif bagi kehidupan kita. Sebaliknya, konflik bisa juga menjadi suatu hal
yang bernilai positif manakala kita mau menyikapinya dengan baik.
Ketika diperhadapkan
dengan konflik, tentu saja reaksi setiap orang pasti beragam. Barangkali, ada
yang marah, jengkel, kesal, sakit hati, kecewa, frustasi, takut, menyalahkan
diri sendiri, atau barangkali menyalahkan orang lain. Belum lagi, mungkin
reaksi-reaksi yang lainnya.
Mengenai persoalan
konflik ini, saya punya pengalaman pribadi. Salah satunya, ketika dulu saya sedang melakukan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kala itu saya diamanahkan oleh teman-teman sebagai
koordinator desa. Ya, namanya ketua atau koordinator, sudah tentu tanggung
jawabnya tidaklah mudah, menurut saya. Namun, karena telah diamanahkan, saya
wajib menjaga dan menjalankannya.
Kala itu kegiatan KKN
sudah hampir satu bulan berjalan, tiba-tiba muncul permasalahan di antara
sesama anggota (teman-teman KKN). Hingga akhirnya berakibat pada sebuah
konflik. Penyebabnya, sederhana saja, yaitu masalah miss communication.
Sebagai jalan keluar,
saya selaku koordinator kala itu, mengajak seluruh teman untuk berkumpul dan
duduk bersama. Tujuannya adalah untuk mendengarkan seluruh unek-unek dari
teman-teman. Pokoknya, semuanya harus bicara dan mengeluarkan isi hati yang
terpendam tersebut. Tidak boleh tidak.
Setelah seluruhnya
telah mengeluarkan unek-unek masing-masing, akhirnya akar permasalahannya
ditemukan. Dan, alhamdulillah permasalahan tersebut bisa teratasi dengan jalan
duduk bersama dan saling mendengarkan satu sama lain. Pada akhirnya, semuanya saling
merangkul dan meminta maaf satu sama lain. Sungguh, senang saya melihat hal
demikian.
Berdasarkan satu contoh
kasus ini, saya percaya bahwa setiap permasalahan, termasuk konflik, pasti
memiliki jalan keluar. Ya, setiap konflik, sebesar apa pun pasti punya solusi.
Solusi itu kadang bisa datang secara tidak terduga.
Permasalahan, seperti
konflik yang dijelaskan di atas, kadang datang dan sengaja diberikan oleh Tuhan
kepada kita. Dia mau melihat hamba-Nya sejauh mana ia bisa dan mampu melewati
masalah (ujian tersebut). Tuhan mau melihat apakah kita bisa berdewasa ketika
diberikan dan diperhadapkan dengan konflik.
Semakin sering
seseorang mendapat “masalah atau konflik”, bila ia cukup bijak dan jujur pada dirinya sendiri,
ia akan berkembang dan lebih maju.
Sebab, dirinya terasa kebal dengan permasalahan atau konflik sebelumnya.
Masalah, seperti konflik yang kita hadapi sebenarnya menunjukkan tingkatan kita. Masalah dan/atau konflik yang kita
hadapi, tentunya sudah pasti sebanding dengan kemampuan kita untuk mengatasi
atau menghadapinya. Bukankah tertulis dalam
al-Qur’an, bahwa
Tuhan tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui batas kekuatan kita untuk mengatasinya? Dan bukankah
setiap masalah
atau konflik pasti ada jalan keluarnya?
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert