Oleh: Gunawan
Tak satu pun dari kita
yang tak pernah berbuat salah. Sekecil apa pun pasti ada saja kesalahan yang pernah
dilakukan. Sengaja atau tak disengaja. Sadar atau tak sadar. Sembunyi maupun
terang-terangan. Itulah namanya manusia.
Baik berupa tindakan,
perbuatan, perkataan, tulisan, tentu ada saja kesalahan. Akibat kesalahan itu,
bisa saja mengundang beragam komentar dan tanggapan dari orang lain. Bahkan,
mungkin ada juga yang menghina dan memaki orang yang dianggap “bersalah” itu.
Sehingga, persoalan tak kunjung usai. Semakin menjalar dan menjadi-jadi.
Terkadang kita lupa
pada diri sendiri. Lupa introspeksi diri. Lupa melihat ke dalam. Bisanya
melihat ke luar atau segala tindak-tanduk orang lain.
Barangkali, suatu saat
kita bisa saja melakukan dan berbuat seperti yang demikian. Bisa saja kita
melakukan kesalahan yang sama seperti orang yang kita kritik, maki, hina, oleh
karena kesalahan yang dilakukan hari ini, misalnya. Kita seolah melupakan yang
satu ini. Kita lupa melihat ke dalam diri kita.
Tak sedikit di antara
umat manusia yang suka bahkan selalu menyibukkan dirinya untuk melihat
kesalahan dan kelemahan orang lain. Apalagi dengan adanya media sosial seperti
sekarang ini. Namun, sekali lagi, banyak yang sampai lupa terhadap dirinya
sendiri.
Bila ada orang lain
yang melakukan kesalahan kepada kita, misalnya, sejatinya dan alangkah bagusnya
kita memaafkan orang itu. Kendati, ia tak mau meminta maaf terlebih dahulu
kepada kita. Dan, itu adalah suatu tindakan yang sangat mulia.
Indah dan sejuknya
hidup ini, bila kita mau saling memaafkan satu sama lain, jika ada yang berbuat
salah atau khilaf. Saling mengingatkan. Saling mengintrospeksi diri, ini jauh
lebih baik. Mari, kita belajar dan hiasi diri kita dengan sifat pemaaf. Tuhan
saja Maha Pemaaf. Tuhan saja mau memaafkan hamba-Nya. Seandainya Tuhan tidak
memaafkan setiap kesalahan yang pernah diperbuat oleh umat manusia yang hidup
di muka bumi ini, kira-kira apa yang terjadi?
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert