Oleh: Gunawan
Saya masih ingat betul,
bagaimana dulu rasa kebersamaan dan rasa saling peduli di antara sesama anak
rantau yang sedang studi di Kota Makassar. Saling mengunjungi dan menjenguk di
saat ada teman-teman yang sakit, dan lainnya. Hal seperti ini juga tentu
dirasakan dalam berorganisasi.
Awal mula saya masuk di
salah satu organisasi eksternal kampus (MATRIX SC), saya langsung merasakan
suasana kebersamaan dan keakraban yang luar biasa. Terlebih antara senior
dengan junior. Di sinilah ajang para senior membimbing kami dengan penuh
keikhlasan, terus mengarahkan dan memotivasi kami agar terus menghiasi diri
dengan belajar, belajar, dan belajar.
Kami yang bergabung
dalam organisasi tersebut adalah berasal dari berbagai daerah dan suku. Di
antaranya, dari Papua, NTT, Sulawesi, NTB, Jawa, dan Kalimantan. Meskipun
berasal dari daerah dan pulau yang berbeda, namun dalam kesehariannya seolah
seperti keluarga sendiri. Sebab, itu juga bagian dari ajaran organisasi itu,
yaitu saling merangkul, memahami, menjaga solidaritas dan kekeluargaan. Juga,
satu poin penting yang masih saya ingat hingga kini, adalah bahwa memang kalau
sudah masuk di dalam dunia organisasi, apa pun namanya, itu sudah menjadi tugas
dan kewajiban bersama agar menjaga nama baik organisasi yang dimaksud. Siapa
pun itu harus betul-betul memerhatikan yang satu ini.
Kebersamaan kami
semakin terasa ketika sedang melakukan bakti sosial atau goes to school dari kabupaten ke kabupaten yang berada di wilayah
Sulawesi Selatan. Daerah pertama yang kami kunjungi kala itu adalah Kabupaten
Bone. Lebih dari seminggu kami mengadakan kegiatan di situ, di antaranya
bimbingan belajar untuk siswa SMP dan SMA/sederajat, olimpiade Matematika,
Latihan Dasar Kepimpinan, dan lain-lain.
Luar biasa, saya
melihat kebersamaan dan kekompakan teman-teman. Betul-betul adem, sejuk, dan
indah dipandang mata. Tak ada istilah senior dan junior. Semuanya sama-sama
saling mengisi bila ada di antara anggota yang merasa kekurangan, saling
belajar, saling membantu satu sama lain. Betul-betul indah. Itulah yang saya
rasakan. Hal seperti ini terus berlanjut ketika melakukan baksos di berbagai
kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert