Oleh: Gunawan
Kita semua tentu
sepakat bahwa rumah atau keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal
anak sejak lahir. Dari rumahlah anak tumbuh kembang, mulai diperkenalkan dan
mengenal sesuatu. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab masing-masing
orang tua membimbing anak-anaknya tersebut.
Orang tua memiliki
andil yang cukup signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Demikian juga dengan pendidikan. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
perdana bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Orang tua tentu berkewajiban
untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anaknya. Seperti bagaimana cara
bersikap, bertutur, sopan santun, pendidikan agama, dan lainnya. Dalam hal ini,
orang tua merupakan guru yang memberikan pendidikan dasar dan pertama kepada
buah hatinya.
Menurut saya, tak ada
orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang tak baik.
Sejahat-jahatnya orang tua, pasti menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang
baik dan berguna. Sekali pun orang tuanya perampok, penjudi, pemabuk, dalam
hatinya saya yakin menginginkan buah hatinya menjadi orang yang berada di jalan
yang lurus.
Tentu untuk menjadikan
dan melahirkan anak yang baik, maka orang tua tak boleh tinggal diam. Orang tua
harus berusaha memberikan yang terbaik buat anak-anaknya, memberikan stimulus,
sering memberikan motivasi, mendampingi ketika anaknya sedang belajar, dan
seterusnya. Yang pada intinya, orang tua harus bisa menjadi teladan atau contoh
bagi para buah hatinya.
Ya, orang tua harus
mampu menjadi teladan utama buat putra-putrinya. Sebab, sekali lagi, anak-anak
lebih cenderung melakukan atas apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika orang
tuanya melakukan hal yang baik dan menuntun anak-anaknya, maka mereka akan ikut
melakukan hal itu. Percaya atau tidak, itu yang saya perhatikan di lingkungan
sekitar. Ketika ada orang tua yang rajin melakukan salat berjamaah di masjid,
misalnya, si buah hatinya akan ikut juga. Meskipun awalnya kadang dipaksa,
namun seiring berjalannya waktu anak tersebut akan terbiasa dengan sendirinya,
tanpa diajak sekali pun.
Demikian juga
sebaliknya, bila orang tua melakukan tindakan yang negatif dan tak baik, maka
jangan heran anaknya juga terkadang ikut melakukan hal demikian. Mengapa bisa
terjadi demikian? Sebab, ia mengikuti atas apa yang dilihatnya. Meskipun tak
semuanya seperti itu. Namun, fakta mengatakan bahwa perilaku dan tingkah laku
anak sedikit banyak dipengaruhi oleh perilaku orang tua atau keluarganya. Ada
satu contoh kasus yang saya perhatikan di lingkungan sekitar, ada orang tua
(ayah) yang sering memarahi atau membentak anaknya karena tak mau melakukan
salat di masjid seperti teman-temannya yang lain. Namun, anehnya orang tuanya
tersebut sama sekali tak berangkat ke masjid untuk menunaikan salat. Alhasil,
anaknya pun tak kunjung juga ke masjid. Ini menandakan, bahwa anak lebih
cenderung mengikuti atas apa yang ia lihat dan perhatikan di lingkungan
terdekat, seperti orang tuanya.
Oleh karena itu, para
orang tua, di mana pun berada perlu melakukan evaluasi diri. Orang tua harus
melakukan introspeksi diri atas apa yang dilakukannya setiap hari demi masa
depan anak-anaknya. Sederhananya, orang tua harus mendidik dirinya terlebih
dahulu sebelum mendidik anak-anaknya. Orang tua harus mampu mengetahui dan
membedakan terlebih dahulu mana yang harus dikerjakan dan mana yang mesti
ditinggalkan atau tak dikerjakan. Dengan bantuan itu, maka akan mempermudah
proses pemberian pendidikan kepada anak-anaknya.
Ada satu ungkapan
menarik yang dikatakan oleh Kahlil Gibran yang perlu kita renungi bersama,
lebih khusus lagi kepada para orang tua, “Kudidik
diriku maka kudidik anak-anakku.” Ungkapan ini merupakan ungkapan yang
sarat makna. Paling tidak ungkapan ini memberikan isyarat kepada kita semuanya
(baca: orang tua) agar mendidik diri pribadi dulu sebelum mendidik anak-anaknya.
Ya, bila kita menginginkan anak-anak menjadi
generasi yang terdidik, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mendidik
diri kita terlebih dahulu sebagai orang tua.
Orang tua
merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, berikanlah yang
terbaik kepada mereka agar menjadi generasi yang terdidik, generasi yang bisa
diandalkan, generasi yang mampu memahami hakikat pendidikan yang sebenarnya.
Perlakukanlah mereka dengan jujur agar mereka mampu melihat kebenaran. Berikan
motivasi atau dorongan yang positif agar mereka menjadi orang yang selalu
percaya diri.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert