Ketika Moral Diabaikan
Oleh: Gunawan
Jika kita menyaksikan berita setiap hari, baik melalui media elektronik
maupun media cetak, maka bisa dipastikan bahwa salah satu berita yang
disuguhkan adalah berita tentang kejahatan. Entah itu berita tentang pencurian,
penipuan, kekerasan, pembunuhan, tawuran, narkoba, ketidakadilan, korupsi,
kolusi dan nepotisme, dan berbagai berita kejahatan lainnya, salah satunya
pasti ada. Bahkan, berita-berita yang dimaksud di atas sudah menjadi konsumsi
publik. Pelaku-pelaku kejahatan pun tidak hanya orang biasa, tetapi juga
orang-orang yang telah mengenyam pendidikan tinggi bahkan mempunyai segudang
gelar.
Pertanyaan kemudian adalah apakah hal demikian sudah menjadi budaya
masyarakat bangsa Indonesia? Jawabannya tentu tidak. Ini merupakan fenomena
yang terjadi yang diakibatkan oleh oknum-oknum
yang tidak kenal lagi yang namanya moralitas. Inilah akibatnya ketika moral
tidak lagi dikedepankan alias diabaikan. Bukankah baik buruknya tindakan
seseorang dapat dilihat dari sikap/moralnya?
Ketika seseorang sudah tidak lagi mengedepankan moral ketika bertindak,
maka bisa dipastikan ia akan melakukan tindakan kejahatan (amoral). Jika
hal demikian terjadi, maka efeknya tidak hanya dirasakan oleh oknum tersebut
akan tetapi juga dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.
Dahulu ketika saya masih duduk di bangku SD, saya pernah diingatkan
oleh kakek saya. Beliau mengatakan, “nak, kamu harus hati-hati, ketika kamu
nanti sudah dewasa,
akan ada
orang-orang yang di mana dalam bertindak atau melakukan aktivitas sehari-hari
sudah tidak mengenal lagi etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Tindakan-tindakannya selalu meresahkan
dan membuat orang lain tidak nyaman, dan bisa juga melebihi perilaku
binatang.” Saya sendiri tidak mengetahui
persis mengapa kakek saya bisa mengatakan hal demikian. Padahal saya sendiri
saja belum tahu apa yang terjadi dengan pribadi saya sebentar, besok, lusa,
apalagi berpuluh-puluh tahun kemudian. Ataukah mungkin beliau mempunyai daya
terawang yang sangat tajam, sehingga bisa mengatakan demikian? Wallahu
a’lam. Tetapi saya yakin beliau
mengatakan hal demikian pasti ada
landasannya. Dan nyatanya ramalan beliau terbukti juga seperti yang saya
sampaikan pada awal tulisan ini.
Mungkin inilah yang disebut dengan zaman jahiliah modern, seperti yang dikatakan oleh sebagian orang.
Orang jahiliah
modern maksudnya adalah bukan orang bodoh seperti arti secara harfiah dari
kata jahil, tetapi orang yang
kelihatannya memang cerdas secara akademik tetapi dalam tindakannya selalu
ceroboh dan dianggap bodoh. Tidak mengenal mana yang baik dan mana yang buruk,
tidak mengenal mana yang halal dan mana yang haram; di matanya semua sama saja,
yang buruk dianggap baik apalagi yang sudah jelas buruk, dan yang halal
dianggap haram apalagi yang sudah jelas haram.
Seperti yang saya paparkan di awal, kejadian amoral seperti itu ironisnya terjadi
juga di lingkungan pendidikan
(sekolah maupun perguruan tinggi). Inilah yang menyebabkan hancurnya moral generasi
penerus. Kita ketahui bersama bahwa salah satu tugas daripada sekolah/perguruan tinggi adalah membimbing
masyarakatnya (siswa/mahasiswa) menjadi manusia yang
beradab, mengajarkan mereka agar mengetahui mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak harus
dilakukan. Bukankah arti pendidikan itu sendiri adalah memanusiakan manusia?
Para pembaca yang budiman, kapasitas saya di sini bukan untuk mencari kambing hitam, siapa yang
harus bertanggung jawab kepada siapa, akan tetapi dengan adanya kejadian seperti ini paling tidak kita bisa
berbenah diri, mengevaluasi diri, dan saling mengingatkan
satu sama lain. Kita harus mulai dari diri dan keluarga kita, mulai dari
hal-hal yang kecil, dan mulailah dari sekarang.
Kita yang mengaku cinta akan bangsa ini harus ambil
bagian. Minimal saling mengingatkan satu sama lain
kepada jalan yang bisa membuat bangsa kita semakin bermoral. Kita tidak boleh
menyerahkan sepenuhnya tugas ini kepada lembaga yang berwewenang. Ini adalah tugas kita bersama. Semoga tindakan-tindakan kejahatan tidak lagi
terjadi seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini.
Wallahu a'lam.
Ditulis pada hari Minggu, 12 Februari 2017
Share This :
comment 0 comments
more_vert