Apa Yang Dimiliki, Bukan Apa Yang
Diinginkan
Oleh: Gunawan
Di sadari atau tidak,
banyak di antara kita yang terkadang kurang mau mensyukuri nikmat yang diberikan
oleh-Nya. Disebabkan, karena maunya ini dan itu, bahkan tidak pernah putus. Ada
saja orang yang menginginkan “sesuatu”, seperti menginginkan banyak harta
layaknya orang di sekitanya, namun ia lupa terhadap berbagai nikmat yang
diberikan oleh-Nya padanya. Ia menginginkan kepandaian yang dimiliki oleh orang
lain, berharap ia juga memilikinya. Itu boleh-boleh saja. Tidak ada yang
melarang. Namun, jangan hanya menilai “sesuatu” yang di luar tanpa melihat ke
dalam diri sendiri.
Tuhan tentu Maha
Mengetahui, siapa yang harus memiliki ini dan itu. Mungkin saja, Tuhan tidak
memberikannya kepada kita (hanya pada orang lain), karena Tuhan tahu bahwa kita
mungkin belum siap untuk memilikinya. Sebaliknya, Tuhan memberikan “sesuatu”
yang dimaksud kepada orang lain yang benar-benar sudah siap menerimanya. Ingat,
bahwa apa pun yang kita miliki, ilmu, harta, jabatan, dan lainnya merupakan
ujian dari-Nya.
Tuhan tidak pernah
salah memilih. Tuhan tahu, siapa yang berhak dan siapa yang belum berhak. Tugas
kita, adalah mensyukuri terhadap apa saja yang kita miliki sekarang. Begitu
banyak nikmat Tuhan kepada kita, namun kita seakan-akan tidak mengetahuinya.
Terkadang kita diberikan kesehatan, namun lupa untuk mensyukurinya. Tuhan
memberikan nikmat kesempatan untuk bernapas kepada kita, tetapi terkadang kita
juga melupakannya, bahkan tidak mau mensyukurinya.
Kita disibukkan untuk
menginginkan dan mendapatkan ini dan itu, tetapi kita lupa terhadap apa yang
telah kita miliki sekarang ini. Cobalah untuk selalu melihat ke dalam (baca:
pribadi masing-masing) agar kita senantiasa mensyukuri setiap nikmat yang
diberikan oleh-Nya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert