Manusia dan Teknologi
Oleh: Gunawan
Sekarang, kita hidup di
dunia yang dipenuhi dengan teknologi modern. Untuk keperluan masak-memasak kita
menggunakan teknologi, seperti kompor gas. Orang yang ingin mengetahui
informasi di Jakarta (bagi yang di luar Jakarta) tidak perlu ke Jakarta, cukup
membaca koran, menyetel televisi, atau tinggal menggunakan Android-nya masing-maing. Pembangunan gedung pencakar langit, sudah
tersentuh oleh teknologi modern. Bahkan, makan dan minum sekali pun kita sudah
menggunakan teknologi.
Hemat saya, segalanya
serba teknologi. Segalanya pun berubah dengan amat cepat. Dunia tempat kita
hidup ini sudah berubah menjadi dunia yang berteknologisasi. Boleh dibilang, semuanya
serba instant. Bahkan, proses
berpikir seseorang pun sedikit banyak dipengaruhi oleh teknologi.
Pertanyaan kemudian
adalah, apakah dengan hidup serba teknologi ini tidak berakibat negatif pada
diri manusia itu sendiri? Jawabannya, menurut saya, tentu sangat banyak
pengaruh negatifnya bagi kehidupan manusia, walaupun tidak sedikit juga efek
positifnya, seperti yang disebutkan di atas.
Efek negatif, misalnya
dapat membuat seseorang terlena, bisa membuat seseorang merasa manja terhadap
sesuatu. Banyak orang yang lupa waktu untuk mengerjakan sesuatu akibat sering
menggunakan Android-nya, contoh lain.
Bahkan, tidak sedikit juga orang tua yang sudah tidak peduli lagi dengan
pendidikan anak-anaknya di rumah disebabkan karena keseringan dan keseriusan
menonton televisi atau sejenisnya. Kadang berbagai kewajiban pun dilupakan
olehnya.
Mengingat, kita
sekarang hidup dalam era yang serba teknologi, maka tugas kita, tinggal
bagaimana menyikapinya. Bila kita memanfaatkannya untuk kebaikan, maka kebaikan
pula yang kita peroleh. Sebaliknya, bila kita memanfaatkannya untuk kejahatan,
maka kejahatan/kejelekan pula yang kita peroleh. Semuanya, akan kembali pada
pribadi kita masing-masing.
Oleh karena itu, sudah
semestinya kita memanfaatkan berbagai macam teknologi yang diciptakan oleh
manusia itu sendiri untuk kemaslahatan, baik untuk pribadi maupun orang banyak
(baca: kemaslahatan bersama). Jika hal demikian bisa kita lakukan, maka
berbagai kekhawatiran yang berimbas kepada hal negatif bisa kita cegah sedini
mungkin.
Wallahu a’lam.
Ditulis pada hari Rabu, 01 Maret 2017
Share This :
comment 0 comments
more_vert