Hidupku Terasa Hampa Tanpa (mu)
Oleh: Gunawan
Menulis sudah menjadi
rutinitas harian saya. Hari demi hari saya lalui, selalu saya sisipkan sedikit
waktu untuk menulis. Entah itu menulis atas apa yang saya lihat, dengar,
rasakan, dan lainnya. Pokoknya, saya tetap menulis. Walau hal yang sangat
sederhana, dan jauh dari kesan, wah. Sebab, menulis sudah menjadi komitmenku
sejak Desember 2016.
Apa pun yang saya
tulis, saya sebarkan melalui media sosial, seperti facebook, whatsapp, blog pribadi, dan juga sempat diminta
oleh teman-teman untuk dimuat di beberapa media online yang mereka kelola.
Namun, kebanyakan yang saya tulis tiap harinya, saya simpan di laptop pribadi.
Seperti, tulisan yang berhubungan dengan jurusan yang saya geluti, dan
tulisan-tulisan (refleksi) singkat lainnya. Berharap, suatu saat tulisan-tulisan
tersebut bisa saya jadikan buku sebagai bentuk karya tulis lanjutan dari
karya-karya sebelumnya. Aamiin.
Mungkin, karena sudah
menjadi kebiasaan harian, tangan ini terkadang tidak mau berhenti menari-nari
di atas keyboard. Selalu maunya
bergoyang-goyang di atas keyboard.
Apalagi kalau ditemani dengan musik dan lagu yang pas. Lancar sudah, walau
asal-asalan. Hehehe. Maklumlah, masih dalam tahap belajar. Sebab, menurut saya,
di saat menulis itulah kesempatan untuk belajar, belajar, dan belajar. Belajar
untuk menghargai pendapat satu sama lain. Belajar untuk selalu mau menerima
masukan dan kritikan dari siapa pun. Belajar untuk mengatur emosi. Belajar agar
tidak menjadi orang yang sombong dan tetap berusaha untuk rendah hati. Dan
berbagai pelajaran lainnya. Itulah berbagai macam pelajaran yang saya rasakan
ketika tengah melakukan aktivitas menulis.
Pernah, beberapa hari
yang lalu, saya kurang bisa tidur. Awalnya, saya tidak tahu mengapa hal
demikian bisa terjadi. Setelah saya periksa, ternyata memang ada yang kurang
yang saya rasakan. Pikiran saya entah mengapa agak sedikit kacau. Karena tidak
bisa tidur, saya pun menyalakan laptop, lalu saya mengintip dan membaca ulang
beberapa tulisan yang pernah saya tulis, ternyata pada hari itu saya sama
sekali belum menulis satu judul pun. Saya benar-benar lupa menulis pada hari
itu. Akhirnya, saya pun mulai menulis beberapa judul tulisan singkat. Alhamdulillah, pikiran saya sedikit
plong. Mungkin, itu efek daripada belum menumpahkan tulisan seharian penuh.
Maaf, barangkali ada di
antara pembaca yang mungkin berkutip: ah, Anda terlalu lebay. Masa sampai segitunya. Tidak apa-apa. Itu adalah hak Anda,
bila ada yang mengatakan demikian. Tidak ada orang yang melarangnya kok.
Tetapi, itulah memang yang saya rasakan. Saya hanya menyampaikan apa yang saya
rasakan.
Hidup saya terasa
hampa, kalau saja dalam sehari tangan ini tidak bisa bergoyang apalagi sampai
berhenti menari-nari di atas keyboard.
Semoga saja kebiasaan saya dalam menulis tiap harinya bisa dipertahankan sampai
ajal menjemput. Karena, menurut saya, menulis merupakan bagian daripada
kewajiban dan jihad yang harus kita tunaikan. Menulis adalah jihad yang
tersembunyi. Aktivitas yang satu ini sangat jauh dari keramaian.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert