Guru pun Harus Menulis
Oleh: Gunawan
Aktivitas tulis-menulis
sudah barang tentu melekat pada diri setiap guru. Hal ini bukan lagi sesuatu
yang langka atau pun asing baginya. Mengingat, guru harus mengajar dan
menyampaikan materi kepada siswanya. Tentu menyampaikannya lewat tulisan.
Mungkin dituliskan di papan tulis, atau ditampilkan tulisannya lewat LCD atau pun
sejenisnya. Sehingga siswanya pun bisa membaca dan menuliskannya di bukunya
masing-masing.
Saya yakin, setiap kali
mengajar, besar kemungkinan guru pasti menulis. Di samping itu juga, mengenai
persoalan administrasi, seperti perangkat pembelajaran, tentu seorang guru
harus menyiapkannya sebelum mengajar. Contoh, menyusun program tahunan, program
semester, KKM, RPP, dan lainnya. Belum lagi administrasi lainnya juga untuk
persiapan akan datangnya tim supervisi. Hemat saya, semuanya tentu berhubungan
dengan tulis-menulis.
Namun, bukan lagi
menjadi sebuah rahasia, bahwa kebiasaan tulis-menulis yang dimaksud hanya
sebatas rutinitas kewajiban dari sekolah saja. Jarang kita lihat guru yang mau
betul-betul membiasakan diri untuk menulis, selain dari yang disebutkan di
atas. Padahal, kalau saja guru mau membiasakan diri untuk menulis dari apa yang
dialami, yang diketahui selama hidup dan selama ia mengajar, sungguh guru yang
luar biasa.
Kalau saja kita mau
menelusuri satu per satu dari sekolah ke sekolah, guru penulis bisa dihitung
jari. Bahkan, banyak sekolah yang tidak kita temukan guru penulis seperti yang
dimaksud. Yang jelas, di setiap sekolah lebih banyak guru yang biasa daripada
guru yang luar biasa (baca: guru penulis).
Menjadi seorang guru itu,
mestinya harus membiasakan diri untuk menulis (di luar rutinitas di sekolah).
Apalagi guru merupakan pencetak generasai bangsa. Guru penulis itu, besar
kemungkinan akan bisa menginspirasi siswanya untuk menulis juga. Sehingga
lahirlah generasi-generasi yang cinta akan menulis. Dengan demikian, kelak
ketika mereka (baca: siswa-siswa) bekerja, mereka tidak lupa juga untuk meluangkan
waktunya untuk menulis. Bila ada di antara mereka yang menjadi TNI, maka ia
akan menjadi TNI penulis. Jika mereka bekerja sebagai politisi, maka ia akan
menjadi politisi penulis. Begitu pula dengan profesi-profesi lainnya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert