Oleh: Gunawan
Setidaknya ada dua tipe
orang yang saya kenal dalam melakukan suatu hal. Pertama, diam-diam, tapi
berhasil dan langsung jadi. Orang yang seperti ini biasanya tak banyak
perencanaan, langsung bertindak/beraksi, dan tak suka pamer. Kedua, banyak
omong, banyak perencanaan, namun sama sekali tak ada hasil, ending-nya nihil; istilah zaman sekarang
adalah omong kosong. Tipe kedua ini, sudah pasti planning dan konsepnya berjibun, mulutnya sering berbusa, suka
pamer (oleh karena banyak omong). Barangkali Anda juga pernah menemukan/melihat orang yang
semacam ini dalam kehidupan sehari-hari.
Jika disuruh memilih
dari kedua tipologi manusia di atas, maka saya yakin kita lebih cenderung dan
akan memilih tipe yang pertama, yaitu diam-diam tapi langsung jadi, daripada
memilih tipe kedua yang hanya bisa berbicara dan banyak omong (planning) namun sama sekali hasilnya
nihil. Dan, menurut saya, orang yang memiliki tipe kedua ini akan mudah
terjangkit penyakit semacam frustasi, mungkin juga sampai “gila” oleh karena
apa yang diomongkannya, atau apa yang direncanakannya tak tercapai.
Sebaliknya, kategori
orang yang masuk pada tipe pertama, tak terlalu ambil pusing, manakala usahanya
belum tercapai. Sebab, ia tak banyak bicara, apalagi sampai bercerita ke sana
kemari tentang konsep ini dan itu dalam mencapai targetnya. Ya, ia akan fine-fine saja. Tak banyak beban psikis
yang dipikul. Beda halnya dengan orang yang berada dalam tipe kedua seperti
tersebut di atas.
Banyak merencanakan
sesuatu, banyak bicara dan/atau banyak omong tapi hasilnya kosong, tentu akan
mengganggu jiwa/psikis kita. Mungkin juga, kita akan malu dengan orang-orang di
sekitar, terlebih kepada orang yang pernah mendengar omongan, cerita, dan/atau
perencanaan kita.
Jadi, menurut saya
pribadi, dalam melakukan suatu hal (apa pun itu), lebih baik diam-diam tapi
jadi, daripada banyak omong namun tak ada hasil dan tak jadi-jadi. Meminjam
istilahnya Cita Citata, sakitnya tuh di sini, di dalam hati, bila sudah
berjuta-juta perencanaan namun toh hasilnya tak tampak.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert