Oleh: Gunawan
Sesuatu, apa pun itu,
bila dijadikan kebutuhan pokok, maka pasti kita akan berusaha semaksimal
mungkin untuk memenuhinya. Percaya atau tidak, inilah yang terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya saja persoalan
makan dan minum. Ya, makan dan minum merupakan kebutuhan pokok setiap manusia.
Maka tidak heran, tiap hari seseorang sudah pasti melakukan atau mengisi
perutnya dengan nasi atau sejenisnya, juga air minum. Bahkan, kebiasaan orang
Indonesia umumnya, harus ditunaikan sebanyak tiga kali sehari. Jika hal
demikian tidak dipenuhi, maka sudah bisa dipastikan rasa lapar dan haus yang
dialami.
Begitu pentingnya makan
dan minum bagi tubuh, sehingga tidak sedikit orang mau melakukan pekerjaan apa
saja. Asalkan bisa menikmati nasi dan air putih. Misalnya, pergi mengamen di
jalanan, bertani di sawah atau ladang, kerja di kantor, menjual pernak-pernik,
dan lain-lain. Hal semacam itu dilakukan, salah satunya untuk memenuhi
kebutuhan primer (makan dan minum) seperti yang dimaksud.
Demikian juga dengan
membaca dan menulis. Aktivitas membaca dan menulis akan terpenuhi setiap
harinya, manakala kita mau memasukkannya ke dalam daftar kebutuhan pokok. Jika
kedua rutinitas ini bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, maka saya
yakin kita akan menjadi individu-individu yang lebih produktif, mencintai ilmu
pengetahuan, dan selalu ingin belajar setiap waktu. Sehingga akan melahirkan
orang-orang yang haus akan ilmu dan pengetahuan, santun dalam bertutur, bijak
dalam berbuat, memiliki etika yang baik, saling menghargai antarsesama, mau
menerima masukan dari luar. Hematnya, akan lahir manusia-manusia yang
betul-betul mampu dan mau memakmurkan bumi beserta isinya.
Dan, menurut pandangan
saya, salah satu penyebab mengapa bangsa kita selama ini selalu dilanda dengan
berbagai krisis dan kasus adalah karena kurangnya kesadaran kita dalam
membiasakan diri untuk membaca dan menulis. Jangankan masyarakat biasa, pejabat
negara dan/atau orang-orang yang diamanahkan untuk menjadi pemimpin pun masih
banyak yang tidak membiasakan diri untuk membaca dan berkarya tulis. Sebagus
apa pun kebijakan atau regulasi yang dibuat, misalnya terkait dengan literasi,
itu susah sekali diwujudkan dalam kehidupan masyarakat, manakala tidak ada
teladan dari para pembuat regulasi.
Sekali lagi, membaca
dan menulis harus dijadikan sebagai kebutuhan pokok bagi setiap individu.
Dengan demikian, mau tidak mau, suka atau tidak suka, sebisa mungkin pasti kita
akan memenuhinya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert