Oleh: Gunawan
Sungguh banyak
kenikmatan yang saya rasakan ketika menulis. Saya bisa merasakan, pikiran saya
semakin tenang dan jauh dari beban. Semakin saya menuangkan ide dalam bentuk
tulisan, pikiran saya semakin fresh.
Sangat jauh berbeda, ketika dulu saya belum memulai untuk menulis.
Kenikmatan semakin
terasa manakala tulisan tersebut kemudian saya posting di berbagai media sosial, seperti Facebook, blog pribadi, WhatsApp. Pun juga ketika saya
mempostingnya di Kompasiana dan diminta oleh teman-teman yang mengelola media online (Pewartanews.com). Dan kemudian
dinikmati atau dibaca oleh orang lain. Bagi saya, ini sudah sungguh luar biasa.
Artinya, tidak sia-sia saya menuliskannya.
Dan satu hal yang
membuat saya bahagia sekali, barangkali tidak bisa saya deskripsikan dengan
kata-kata. Yang saya maksud adalah, alhamdulillah, ternyata diam-diam banyak
juga teman saya yang termotivasi dan mengikuti kebiasaan saya, yaitu menulis
kemudian mempostingnya lewat facebook.
Bahkan, ada salah satu organisasi yang saya sebagai Dewan Pembinanya, sudah
membuat grup literasi sebagai tempat bagi teman-teman di organisasi tersebut
untuk mengekspresikan dirinya, khususnya lewat tulisan.
Di samping itu juga,
menurut saya, menulis merupakan salah satu obat untuk menyembuhkan hati yang
sedang dilanda kegalauan. Saya mengatakan demikian, karena saya pernah
mengalaminya. Tidak perlu saya ceritakan, mengapa saya mengalami kegalauan.
Hehehe. Cukup saya sampaikan, bahwa menulis adalah salah satu obat yang paling
manjur untuk mengatasi kegalauan.
Mengapa demikian?
Sebab, di saat hati galau pun, saya masih bisa memerintahkan jari-jemari ini
untuk menari-nari di atas keyboard.
Saya mencoba menghilangkan rasa galau tersebut dengan cara menulis, menulis,
dan menulis. Alhasil, alhamdulillah pikiran saya, sedikit demi sedikit kembali
seperti semula. Tanpa ada lagi perasaan galau. Saya kurang tahu pasti, apakah
hal yang saya alami ini berlaku juga bagi penulis lainnya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert