Oleh: Gunawan
Memang, lidah tak
bertulang. Namun, daging yang tak bertulang ini dapat mengiris seseorang bila
tak bisa dikendalikan oleh pemiliknya. Ya, lidahlah yang banyak membuat orang
memfitnah satu sama lain, dapat menimbulkan konflik atau permusuhan satu sama
lain. Singkatnya, lidah ini bisa mengakibatkan keburukan atau kejahatan yang
terjadi.
Jika ucapan yang keluar
tak bisa dikontrol (ucapan yang jelek), maka bisa berakibat fatal, terkhusus
untuk dirinya. Sebab, ucapan yang keluar dari mulut seseorang tidak bisa
ditarik kembali.
Bersyukur saja jikalau
ucapan tersebut adalah yang baik-baik. Sehingga, enak didengar. Orang lain yang
mendengarnya pun akan terasa nyaman.
Saya jadi teringat
dengan ungkapan Imam Syafi’i: “Lidahmu jangan kau biarkan menyebut kekurangan
orang lain. Sebab, kau punya kekurangan dan orang lain pun punya lidah.”
Perkataan Imam Syafi’i
tersebut di atas, mengingatkan kepada kita, bahwa lidah ini harus dijaga agar
tidak mengucapkan hal-hal yang jelek (baca: kekurangan) orang lain. Sebab, kita
juga mempunyai kekurangan yang sama. Tugas kita adalah selalu memperbaiki dan
bermawas diri. Itu jauh lebih baik daripada sibuk membicarakan kejelekan (baca:
kekurangan) orang lain. Sebab, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
Semuanya pasti punya kekurangan.
Alangkah bagus lagi,
bila kita bisa menggali dan mengingat semua kekurangan (kejelekan, kesalahan)
diri kita sendiri. Sehingga, kita juga disibukkan untuk selalu memperbaiki diri
dan terus memperbaiki diri tiap harinya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert