Oleh: Gunawan
Rabu, 12 April 2017,
sekitar pukul 11.31 WIB, merupakan momen spesial khususnya buat saya. Sebab,
saya mendapatkan kado istimewa. Kado istimewa yang saya maksud adalah, saya
telah menerima paketan buku “Medsosku Sayang Medsosku Malang.”
Saya mengatakan buku “Medsosku
Sayang Medsosku Malang” merupakan kado istimewa, sebab ini merupakan buku
antologi pertama saya (karya bersama dengan 45 penulis lainnya di Indonesia).
Letak keistimewaannya juga, karena penyuntingnya merupakan seorang penulis
buku-buku inspiratif sekaligus Ketua Sahabat Pena Nusantara (SPN), yaitu
M.Husnaini. Ditambah lagi catatan pembukanya oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo,
yang merupakan Cendekiawan Muslim Indonesia, Guru Besar UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Buku ini merupakan buku
ketiga saya. Sebelumnya, alhamdulillah,
saya telah menelurkan dua buku karya solo. Ya, walaupun kedua buku tersebut
masih linier dengan jurusan yang saya geluti dulu waktu menimba ilmu di
Makassar. Alhamdulillah, impian saya
untuk berdakwah dan berbagi lewat karya tulis, akhirnya sedikit demi sedikit
bisa juga tercapai.
Semoga kado istimewa
tersebut, bisa memicu dan memantik semangat, khususnya buat saya untuk terus
menulis, menulis, dan menulis. Lebih dari itu, semoga buku antologi ini bisa
membawa manfaat buat para pembaca dan pencinta literasi di mana pun berada.
Apalagi, buku ini sangat relevan dengan keadaan zaman sekarang. Sebab, salah satu
lahirnya ide untuk menuliskan buku tersebut karena maraknya pengguna media
sosial yang akhir-akhir ini saling mencaci, memfitnah satu sama lain, dan
maraknya berita hoax yang beredar
lewat dunia maya, seperti lewat Facebook,
WhatsApp, Twitter, BBM, Line, Instagram, dan lainnya. Pun juga pengguna
media sosial, jarang yang mau menyaring terlebih dahulu informasi yang
diperoleh. Mereka hanya bisa menelannya mentah-mentah, tanpa menelusuri sumber
dan nilai kebenarannya, bahkan juga ikut membantu menyebarkan berita hoax yang dimaksud.
Saya juga berharap,
semoga siapa saja yang telah mempelajari dan membaca buku ini, kiranya
termotivasi untuk mau memulai menulis (bagi yang belum memulai) dan tentunya
bisa menelurkan karya tulis. Pun juga, bisa menjadi pemantik dan pembakar
semangat untuk terus menelurkan karya tulis (bagi yang sudah dan tengah proses
menulis karya tulis).
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert