Oleh: Gunawan
Zaman sudah berubah.
Dari abad ke abad ada saja pencapaian manusia yang begitu dahsyat. Memberikan
kontribusi yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan seseorang
mampu berkomunikasi dengan siapa pun.
Kini, abad ke-21
merupakan masa di mana umat manusia bisa menikmati keberadaan media sosial, di
antaranya Facebook dan WhatsApp. Kedua aplikasi ini tak sedikit penggunanya.
Mulai dari orang-orang yang tinggal lingkungan perkotaan sampai ke pelosok
desa.
Keberadaan media sosial
seperti yang dimaksud, tentunya membawa angin segar bagi siapa pun yang
memanfaatkannya. Baik digunakan dalam berkomunikasi maupun dimanfaatkan dalam
mencari dan/atau menebarkan berbagai ilmu dan pengetahuan. Dalam berkomunikasi,
misalnya, mampu mendekatkan yang jauh, menyatukan seseorang yang sudah lama
terpisah, menemukan jodoh, dan lain-lain.
Demikian juga persoalan
pengetahuan, media sosial menjadi salah satu sarana atau tempat untuk
memperoleh pengetahuan yang begitu cepat. Dengan bermodalkan Android dan kuota,
seseorang tak perlu keluar rumah atau berkunjung ke perpustakaan, misalnya.
Duduk manis sambil menggoyangkan jari-jemarinya langsung bisa menikmati
berbagai suguhan dan menu pengetahuan. Kita hanya mengetik kata kuncinya saja,
apa pun keperluan yang kita inginkan sangat mungkin terpenuhi dalam hitungan
detik.
Namun, layaknya pisau,
media sosial juga bisa menjadi malapetaka bagi umat manusia itu sendiri bila
tak mampu dimanfaatkan untuk kebaikan. Berita atau informasi bisa begitu cepat
tersebar, apakah itu suatu kebenaran atau berupa fitnah/hoax. Jika itu merupakan suatu kebohongan atau hoax sudah bisa dipastikan akan memberikan efek negatif, baik
kepada penyebarnya maupun orang-orang yang menikmati secara mentah-mentah tanpa
ditelusuri dulu nilai kebenarannya.
Jangan heran ketika
seseorang menyebarkan berita yang tidak (baca: belum) jelas nilai kebenarannya
akan menimbulkan berbagai polemik. Apalagi kalau berita yang dimaksud
disebarkan lagi secara berantai, akibatnya tentu semakin fatal. Tak sedikit
hubungan keakraban dan persaudaraan di dunia nyata berakhir dengan permusuhan
dan kebencian akibat kesalahan atau kekeliruan yang terjadi di dunia maya.
Misalnya saja, dalam menanggapi berbagi berita yang dibaca, muncul komentar
yang berujung pada perdebatan yang kunjung usai bahkan sampai saling memaki
atau mengeluarkan kata-kata kotor yang lain. Kalau sudah sampai di tahap ini,
maka bukan tidak mungkin hubungan persaudaraan akan hancur seketika. Hubungan
yang begitu baik semulanya, bisa memunculkan pertikaian yang merusak
pertemanan.
Sesungguhnya, ini bukan
karena media sosialnya, akan tetapi penggunanya itu sendiri. Kita tidak bisa
menyalahkan media sosial. Kesalahan itu datangnya dari para penikmat medsos.
Ketika penggunanya bijak maka tentu akan mendatangkan kebaikan baik bagi dirinya
maupun orang lain. Sebaliknya, bila penggunanya tak bijak dalam
memanfaatkannya, maka tunggu saja dampak negatifnya.
Oleh karena itu,
sebagai pengguna aktif media sosial, bijak dan berhati-hatilah dalam
menggunakannya. Manfaatkan itu semua untuk beramal dan berbuat baik. Bagi yang
suka menulis atau memasang status di Facebook, misalnya, maka usahakan untuk
menulis status-status yang baik untuk dikonsumsi oleh publik. Hindari
menulis/memasang status yang berakibat pada permusuhan, apalagi sampai menulis
berita atau informasi yang tak benar.
Bagi yang suka
menyebarkan tulisan atau berita-berita dari media daring, maka berhati-hati
juga. Telusuri terlebih dahulu informasi atau beritanya sebelum disebarluaskan.
Cek kebenaran informasi atau berita yang dimaksud. Jangan malas membaca. Sebab,
malas membacalah yang menyebabkan seseorang tak mampu mengetahui nilai
kebenaran informasi yang dimaksud. Malas membacalah, salah satunya yang
menyebabkan seseorang berdebat kusir di alam maya, hingga berakibat saling
menghina dan memaki.
Paling bagus lagi, bila
kita mampu menulis rutin artikel atau jenis lainnya di media sosial yang kita
punya, misalnya menulis kisah-kisah inspiratif, pengetahuan yang kita punya,
dan lain-lain. Insyaallah, akan memberikan kebaikan dan keberkahan bagi kita
dan orang lain.
Mari kita rawat ukhuwah
atau persaudaraan kita di dunia maya dengan berucap dengan ucapan yang enak
didengar, santun dalam berkomunikasi, dan berhati-hatilah dalam menyebarkan
suatu informasi/berita. Jangan sungkan untuk saling meminta maaf, jika kita
merasa pernah berbuat salah atau khilaf di dunia maya. Rawat dan jagalah
persaudaraan di dunia maya layaknya di dunia nyata. Yakinlah bahwa persaudaraan
akan semakin erat bila kita mampu saling memahami dan pengertian satu sama lain.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert