Oleh: Gunawan
Guruku yang satu ini
adalah sosok yang begitu tegas, disiplin, semangat belajar dan berbaginya
begitu tinggi. Beliau berasal dari Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Namanya
adalah Quadri Hassul.
Beliau ini adalah salah
satu seniorku yang paling disegani oleh teman-teman dan junior-juniornya di kampus.
Salah satu yang menyebabkan demikian, oleh karena ketegasannya tersebut. Nada
bicaranya memang agak tinggi, sehingga pendengarnya, apalagi aku dan
teman-teman yang masih junior kadang takut. Ya, takut oleh karena ketegasannya
tersebut. Bahkan pernah suatu waktu, aku “dimarahi” olehnya lantaran aku pernah
tak ikut rapat persiapan Lomba Matematika Pelajar (LMP) Tingkat Siswa SMP dan
SMA/sederajat se-Sulselbar. Waktu itu, aku hanya bisa diam dan tak berani
bicara oleh karena kesalahanku tersebut.
Soal kedisiplinan,
beliau adalah teladannya. Apalagai kalau sudah buat janji dengan seseorang,
terkait dengan waktu pertemuan atau apa pun namanya. Jangan coba-coba datang
tidak tepat waktu. Jika datangnya tidak tepat waktu, siap-siap saja kena
sanksi. Bahkan, beliau enggan bicara dengan siapa pun yang suka mengingkari
janjinya (baca: tidak disiplin waktu).
Aku masih ingat, suatu
waktu, aku dan teman-temanku meminta beliau untuk membimbing kami dalam mata
kuliah Kalkulus. Waktu itu, beliau seorang yang terlebih dahulu datang,
sedangkan kami yang membuat janji dengan beliau datangnya belakangan, bahkan
melewati waktu yang telah kami tentukan sendiri. Lama beliau menunggu kami. Dan
setelah waktu yang ditentukan seharusnya sudah mulai waktu bimbingan, namun
karena kami belum ada yang datang, beliau langsung pulang. Parahnya lagi, kami
berpapasan dengan beliau. Kami baru saja tiba di kampus, beliau sudah menaiki
motornya. Langsung beliau beranjak pulang. Dari situ, aku sendiri khususnya
benar-benar merasa bersalah, oleh karena tidak bisa hadir tepat waktu. Aku
sangat menyesal waktu itu karena membuat beliau kecewa.
Aku percaya bahwa orang
yang memiliki ketegasan dan begitu disiplin, semangat belajar dan berbaginya
tentu sangat tinggi dan sungguh luar biasa. Salah satu contoh nyatanya adalah
sang guruku tersebut (baca: Quadri Hassul).
Memang beliau merupakan
salah satu mahasiswa di angkatannya yang berprestasi. Kamar kosnya penuh dengan
berbagi jenis buku. Makanya tak heran sang kutu buku yang satu ini dipercaya
oleh teman-temannya waktu itu sebagai Koordinator Bidang Akademik, juga sering
dipercaya sebagai Ketua Panitia dalam berbagai lomba atau kompetisi. Begitu
yang kudengar. Bahkan, Periode 2009-2010, beliau diamanahkan sebagai Ketua Umum
HMJ Pendidikan Matematika UINAM.
Demikian juga dengan
semangat berbaginya. Beliau adalah salah satu contoh konkret yang tak ingin
pengetahuan dan ilmunya hanya dinikmati oleh seorang diri. Beliau selalu ingin
berbagi kepada siapa pun yang membutuhkannya. Ketika ada program bimbingan
belajar untuk mahasiswa baru, beliau sudah pasti masuk dalam daftar tentor. Bahkan, uang pribadinya pun
beliau tak segan-segan menghabiskannya, asalkan itu demi kebaikan dan juga
untuk kepentingan bersama.
Ada satu cerita yang
cukup menarik juga kala itu. Waktu pelaksanaan LMP semakin dekat, sementara
persiapannya, khususnya soal lomba belum rampung. Ditambah lagi saat itu hari
libur. Mau tidak mau aku dan beliau harus kejar target. Beliau tak pulang
kampung, demikian juga denganku. Aku pun dijemput oleh beliau di kosku untuk
datang membuat soal-soal lomba secara bersama-sama di kontrakannya.
Yang jelas beliau
adalah sosok yang begitu istimewa di mataku. Beliau adalah salah satu guruku di
tanah perantauan. Aku sendiri banyak belajar dari beliau. Terutama, ketiga hal
seperti yang kumaksud di atas. Bahkan, tak segan-segan aku mencoba menerapkan
ilmu yang kudapatkan dari beliau tersebut di salah satu organisasi yang kubina.
Dan, memang betul, dampaknya untuk kebaikan organisasi sangat baik dan positif.
Aku sangat bersyukur karena bisa belajar langsung dari beliau. Mencoba mengikuti kepribadiannya yang begitu tegas dan disiplin. Meskipun, aku belum bisa sepenuhnya dengan beliau. Tetapi, paling tidak, apa yang kudapatkan dan kupelajari dari beliau, sangat berpengaruh terhadap kehidupanku hingga kini.
Terima kasih kanda,
atas berbagai arahan dan bimbingannya selama ini. Insyaallah, akan selalu
kuingat dan kuterapkan. Maaf, bila kami seringkali melakukan kesalahan dan
lainnya. Sebab, kami hanyalah manusia biasa, dan juga masih dalam tahap
belajar.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert