Oleh: Gunawan
Pola hidup di dunia
maya (media sosial), akhir-akhir ini, menurut saya tidak ada bedanya dengan
kehidupan di dunia nyata. Bahkan, dalam beberapa hal interaksi di dunia maya
melebihi dunia nyata. Ya, bagi yang lazim dan pengguna aktif media sosial,
tentu dan pasti tahu bagaimana kehidupan di alam tersebut.
Akhir-akhir ini, ada
satu hal menarik menurut saya, dan perlu saya bahasa tuliskan. Mungkin, Anda
juga pernah menyaksikannya. Lebih khusus lagi, persoalan ini terjadi di alam
facebook.
Ada saja orang yang
memperdebatkan hal ini dan itu, tanpa mengetahui akar persoalannya. Hingga
efeknya, berujung pada saling mencaci, menghina, dan menghujat kiri kanan.
Belum lagi terhadap tokoh-tokoh tertentu, seperti tokoh agama, tokoh politik,
dan atau tokoh lainnya. Ada yang pro dan juga kontra.
Persoalan pro dan
kontra terhadap tokoh tertentu, merupakan suatu pilihan. Sah-sah saja. Tidak
ada yang melarangnya.Yang pro terhadap si A, silakan. Yang pro terhadap si B,
silakan. Semuanya adalah hak masing-masing individu.
Mendukung (pro)
terhadap tokoh tertentu yang patut diteladani (memiliki akhlak yang baik),
tentu merupakan dambaan tiap orang. Namun jangan salah, bahwa orang yang
mati-matian kita dukung atau idolakan adalah manusia biasa. Artinya, bahwa ia
juga berpeluang untuk melakukan dosa dan kesalahan.
Oleh karena itu, jangan
terlalu fanatik. Apalagi sampai tidak mau membuka diri hingga akhirnya mata
hati seolah buta. Kita harus mau mengakui kesalahan, jikalau orang yang kita
idolakan benar-benar melakukan kesalahan. Bukan malah sebaliknya, selalu
membenarkan setiap ucapan dan perbuatan sang idola tersebut, walau salah.
Jangan sampai juga kita mengatakan, bahwa segala sesuatu yang datang dari idola
kita adalah suatu kebenaran yang mutlak dan tidak boleh diganggu gugat. Jangan
sampai.
Bila kita mau
mencermati secara baik-baik, khususnya lewat media sosial, banyak orang yang
saling memaki dan menghina satu sama lain, salah satunya disebabkan karena beda
idola. Yang pro si A, akan berusaha mati-matian membelanya bila ada orang yang
tidak pro atau berseberangan dengannya. Bahkan, tidak jarang juga, ada orang
yang mem-fitnah tokoh yang berbeda paham dengan si A tersebut. Hingga akhirnya,
saling membenci pun tidak terelakkan. Beginikah cara hidup kita di dunia ini?
Apa susahnya kita menerima perbedaan di antara sesama? Tidak bisakah kita
bersikap dewasa?
Ayolah, jangan terlalu
fanatik. Yang mengidolakan si X, silakan. Tetapi, jangan terlalu fanatik. Yang
memuja atau mendukung si Y, silakan. Tetapi, jangan juga menutup diri dari
orang-orang yang tidak mendukung si Y atau tokoh-tokoh di luar si Y tersebut.
Mari, kita sama-sama
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Hormati dan hargailah setiap
perbedaan yang ada. Eratkan persaudaraan dan hindari permusuhan di antara
sesama. Jangan sampai karena terlalu fanatik terhadap sesuatu, hingga kebenaran
dan kebaikan yang datang dari luar kita abaikan.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert