Oleh: Gunawan
Sama halnya dengan
guru, menulis, bagi seorang dosen bukan lagi sesuatu yang asing. Sebab,
aktivitas yang satu ini pasti dialami oleh setiap dosen. Apalagi salah satu di
antara tiga tugas utama dosen adalah melakukan riset atau penelitian. Nah, dari
kegiatan riset atau penelitian inilah pasti melahirkan sebuah laporan
penelitian. Laporan penelitian yang dihasilkan, tentu berhubungan dengan
aktivitas tulis-menulis.
Walau kegiatan
tulis-menulis seperti ini sudah melekat pada diri dosen, namun tidak sedikit
juga dosen yang masih minim dalam berkarya tulis, khususnya buku. Bahkan, ada
juga dosen yang sudah mengajar berpuluh-puluh tahun lamanya akan tetapi tidak
satu pun karya tulis (buku) yang dihasilkan. Padahal, bagi seorang dosen sangat
besar kemungkinan untuk menghasilkan karya tulis, khususnya buku, minimal satu
buku selama ia mengajar. Mengenai hal ini, memang saya belum pernah melakukan
penelitian secara formal, berapa banyak dosen yang sudah menulis buku dan yang
belum. Hanya saja saya mengambil contoh dari beberapa dosen saya waktu kuliah
dahulu. Dan juga, menurut kabar, bahwa sebagian besar dosen yang mengajar di
kampus-kampus di daerah saya, belum mampu menghasilkan karya tulis yang bernama
buku.
Andaikata setiap kali selesai
mengajar (per pertemuan), seorang dosen mau menuliskannya dalam bentuk karya
tulis, maka minimal bisa menghasilkan satu topik tulisan. Sehingga, selama
mengajar dalam satu semester (barangkali 14-16 pertemuan), maka bisa jadi
seorang dosen menelurkan satu buah buku. Ini menurut saya, sangat hebat dan
luar biasa. Bayangkan saja, kalau banyak mata kuliah yang diampu oleh seorang
dosen. Maka tidak menutup kemungkinan, sebanyak itu pula buku yang dihasilkan.
Misalnya, bila tiga mata kuliah yang diampu selama satu semester, maka bisa
saja menelurkan tiga buku (dalam satu semester). Jadi, selama satu tahun bisa
menelurkan enam buku. Luar biasa. Itu baru satu tahun.
Namun, ini hanya
sebatas kalkulasi saya saja. Ini mustahil dan tidak akan bisa terwujud, kalau
saja seorang dosen tidak bersegera untuk menuliskannya. Dengan kata lain, bahwa
ini akan terwujud manakala seorang dosen mau bersegera menulis dari sekarang
juga.
Apalagi setiap kali
mengajar, dosen sudah pasti berhadapan dengan berbagai karakter mahasiswa.
Tentu para mahasiswanya juga pasti punya cerita masing-masing. Nah, ini juga
barangkali bisa menjadi ide atau bahan tulisan bagi seorang dosen. Saya yakin,
bahwa ide atau bahan untuk ditulis tidak akan pernah habis dari dosen.
Yuk, bagi para dosen di
mana pun Anda mengajar dan mengabdi, menulislah! Mari kita sama-sama belajar
dan berbagi lewat karya tulis! Insya Allah berkah.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert