Oleh: Gunawan
Setiap orang berhak
untuk bermimpi, apa pun itu. Dan apa pun mimpi tersebut, setiap orang juga
berhak untuk mewujudkannya. Ya, sebesar dan setinggi apa pun mimpi tersebut,
seseorang berhak untuk mewujudkannya. Tentu, untuk mewujudkannya, seseorang
harus berusaha semaksimal mungkin, berjuang, bersabar, dan sebagainya. Sebab,
hanya dengan itu maka mimpinya bisa tercapai.
Ada sebuah kisah, yang menurut saya sangat menarik, barangkali bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semuanya. Kamis, 13 Juli 2017 sekitar pukul 21.00 WIB, saya sempat membaca salah satu kisah inspiratif yang disuguhkan oleh media online, dan hati saya langsung tersentuh dengan kisah tersebut. Barangkali Anda juga sudah pernah membaca atau mendengar cerita atau kisah ini. Kurang lebih berikut gambaran umum ceritanya yang bisa saya tangkap dari hasil bacaan tersebut.
Pada tahun 2016 lalu, salah seorang mahasiswi yang kuliah di Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK)-Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STMIK) Manado, Sulawesi Utara, rela menjadi sopir angkot demi membayar uang kuliah dan meraih gelar sarjana. Sebut saja namanya Brenda Trivena Grace Salea, umur 21 tahun, seorang mahasiswi semester 7 (tujuh).
Brenda yang memiliki paras cantik ini, tidak pernah merasa malu, dia rela menjadi sopir angkot demi mewujudkan impiannya, yaitu meraih gelar sarjana. Sebab, orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk membiayai kuliah sekaligus penyelesaian studi anaknya itu. Jadi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, dia harus bekerja keras demi mendapatkan uang dengan harapan impian meraih gelar sarjananya tercapai.
Tidak hanya menjadi sopir angkot, dia (Brenda) juga bekerja sebagai kuli bangunan, dan juga mengangkat karton-karton berisi air mineral untuk dipasok ke warung-warung sekitar tempat tinggalnya. Semuanya, dia kerjakan tanpa ada rasa gengsi sama sekali.
Teman-teman di kampusnya tidak menyangka kalau wanita secantik dia mau dan rela menjadi sopir angkot, kuli bangunan, dan mengangkat karton-karton berisi air mineral untuk dipasok ke warung-warung sekitar tempat tinggalnya. Namun, itulah yang terjadi. Demi sebuah mimpi, dia rela melakukan itu semua. Sekali lagi, hal demikian dia lakukan karena perekonomian keluarganya yang memang tidak membaik, dan dia tidak mau membebani keluarga atau orang tuanya. Di samping itu juga, sebenarnya dia dikenal sebagai salah satu mahasiswa yang cerdas di kampusnya.
Sungguh, menurut saya, kisah yang luar biasa dan sangat inspiratif. Untuk zaman sekarang, jarang sekali ditemukan orang-orang seperti Brenda. Memiliki wajah yang ayu, pintar, pekerja keras (demi meraih impiannya), tidak pernah merasa malu dan gengsi. Yang ada di zaman sekarang, malah banyak anak muda dan juga mahasiswa yang hidupnya berfoya-foya, hidup semaunya, tanpa memikirkan susah dan pahitnya orang tua mencari nafkah demi membiayai kehidupannya.
Kisah Brenda di atas, barangkali bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi siapa saja yang mau mewujudkan atas apa yang telah dicita-citakannya. Ya, Brenda adalah contoh orang yang betul-betul mau mewujudkan apa yang menjadi mimpinya. Dia tidak duduk berpangku tangan, menunggu rezeki yang langsung turun dari langit. Tidak. Melainkan, bekerja dan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai apa yang menjadi cita-citanya. Dan juga tidak terlalu berharap kepada bantuan orang lain.
Semoga kita semua bisa meniru kisah Brenda di atas, yang pekerja keras dan tanpa mau membebani keluarganya demi sebuah cita-cita dan impian yang mulia. Mari kita sama-sama mewujudkan apa yang menjadi impian kita masing-masing. Kita wujudkan dengan bekerja dan berusaha semaksimal mungkin. Penting juga, jangan lupa berdoa kepada Tuhan, kiranya impian atau mimpi kita bisa tercapai dan berkah.
Wallahu a’lam.
Ada sebuah kisah, yang menurut saya sangat menarik, barangkali bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semuanya. Kamis, 13 Juli 2017 sekitar pukul 21.00 WIB, saya sempat membaca salah satu kisah inspiratif yang disuguhkan oleh media online, dan hati saya langsung tersentuh dengan kisah tersebut. Barangkali Anda juga sudah pernah membaca atau mendengar cerita atau kisah ini. Kurang lebih berikut gambaran umum ceritanya yang bisa saya tangkap dari hasil bacaan tersebut.
Pada tahun 2016 lalu, salah seorang mahasiswi yang kuliah di Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK)-Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STMIK) Manado, Sulawesi Utara, rela menjadi sopir angkot demi membayar uang kuliah dan meraih gelar sarjana. Sebut saja namanya Brenda Trivena Grace Salea, umur 21 tahun, seorang mahasiswi semester 7 (tujuh).
Brenda yang memiliki paras cantik ini, tidak pernah merasa malu, dia rela menjadi sopir angkot demi mewujudkan impiannya, yaitu meraih gelar sarjana. Sebab, orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk membiayai kuliah sekaligus penyelesaian studi anaknya itu. Jadi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, dia harus bekerja keras demi mendapatkan uang dengan harapan impian meraih gelar sarjananya tercapai.
Tidak hanya menjadi sopir angkot, dia (Brenda) juga bekerja sebagai kuli bangunan, dan juga mengangkat karton-karton berisi air mineral untuk dipasok ke warung-warung sekitar tempat tinggalnya. Semuanya, dia kerjakan tanpa ada rasa gengsi sama sekali.
Teman-teman di kampusnya tidak menyangka kalau wanita secantik dia mau dan rela menjadi sopir angkot, kuli bangunan, dan mengangkat karton-karton berisi air mineral untuk dipasok ke warung-warung sekitar tempat tinggalnya. Namun, itulah yang terjadi. Demi sebuah mimpi, dia rela melakukan itu semua. Sekali lagi, hal demikian dia lakukan karena perekonomian keluarganya yang memang tidak membaik, dan dia tidak mau membebani keluarga atau orang tuanya. Di samping itu juga, sebenarnya dia dikenal sebagai salah satu mahasiswa yang cerdas di kampusnya.
Sungguh, menurut saya, kisah yang luar biasa dan sangat inspiratif. Untuk zaman sekarang, jarang sekali ditemukan orang-orang seperti Brenda. Memiliki wajah yang ayu, pintar, pekerja keras (demi meraih impiannya), tidak pernah merasa malu dan gengsi. Yang ada di zaman sekarang, malah banyak anak muda dan juga mahasiswa yang hidupnya berfoya-foya, hidup semaunya, tanpa memikirkan susah dan pahitnya orang tua mencari nafkah demi membiayai kehidupannya.
Kisah Brenda di atas, barangkali bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi siapa saja yang mau mewujudkan atas apa yang telah dicita-citakannya. Ya, Brenda adalah contoh orang yang betul-betul mau mewujudkan apa yang menjadi mimpinya. Dia tidak duduk berpangku tangan, menunggu rezeki yang langsung turun dari langit. Tidak. Melainkan, bekerja dan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai apa yang menjadi cita-citanya. Dan juga tidak terlalu berharap kepada bantuan orang lain.
Semoga kita semua bisa meniru kisah Brenda di atas, yang pekerja keras dan tanpa mau membebani keluarganya demi sebuah cita-cita dan impian yang mulia. Mari kita sama-sama mewujudkan apa yang menjadi impian kita masing-masing. Kita wujudkan dengan bekerja dan berusaha semaksimal mungkin. Penting juga, jangan lupa berdoa kepada Tuhan, kiranya impian atau mimpi kita bisa tercapai dan berkah.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert