Oleh: Gunawan
Hidup kita di dunia ini
tak selamanya mulus. Pasti akan ada hambatan, meskipun itu kecil. Hidup ini tak
selamanya bahagia, akan ada suatu waktu di mana kita dipertemukan dengan
sesuatu yang tak bahagia. Dan, yang lebih tahu hal ini adalah diri kita
sendiri.
Hari ini senang, bisa
jadi besok kita susah. Kemarin kita bergembira dan tertawa, bisa jadi hari ini
atau besok kita dilanda kesedihan dan tangisan.
Bulan ini mungkin kita
akan mendapatkan rezeki yang begitu berlimpah. Bisa jadi bulan yang akan
datang, rezeki menjauhi kita.
Ya, begitulah hidup
ini. Selalu berpasang-pasangan. Bila ada siang hari, maka malam hari sudah
pasti hadir menyapa.
Demikian juga dalam
menjalani rutinitas keseharian kita. Ada banyak komentar orang yang menghampiri
telinga kita, mulai dari sesuatu yang positif maupun negatif. Itu adalah hal
yang lumrah. Sekali lagi, seperti itulah hidup ini.
Sebaik apa pun
seseorang, akan ada orang yang tak menyukainya. Apalagi kepada orang yang
jahat, tak sedikit orang yang membencinya. Begitulah kebanyakan yang terjadi di
lapangan.
Pada orang baik,
misalnya, akan ada orang-orang yang mencari celah dan kesalahannya. Apalagi
kalau orang baik yang dimaksud sudah mapan, terkenal dan memimpin suatu
organisasi. Tak sedikit orang yang sengaja mencari kesalahan dalam
kepemimpinannya.
Tak perlu terlalu jauh
kita mengambil contoh. Barangkali pada pribadi kita masing-masing. Percayalah,
tidak semua orang menyukai kita, meskipun kita telah melakukan suatu kebaikan.
Tetapi, tidak perlu berkecil hati. Sebaiknya kita berterima kasih bila ada
orang yang membeci kita. Sebab, paling tidak mereka peduli dengan kita.
Kita tak perlu membenci
seseorang yang telah berbuat jahat kepada kita. Justru sebaliknya, alangkah
baiknya kita terus berbuat baik kepadanya. Jika kita membalas dengan kejahatan
pula, lantas apa bedanya kita dengan orang yang dimaksud?
Pembenci kita, tak
perlu dibalas dengan kebencian pula. Baiknya, kita doakan siapa pun orangnya,
agar ia sadar. Sekali lagi, kita perlu berterima kasih kepada orang yang
membenci kita. Sebab, di situ bisa menjadi ladang amal bagi kita.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert