Oleh: Gunawan
Prof. Dr. Supriyoko,
M.Pd. itulah nama lengkapnya. Beliau merupakan salah satu dosen yang selalu saya
dambakan kehadirannya. Sebab, di samping mentransferkan ilmunya (sesuai dengan
mata kuliah yang diampu) kepada saya dan teman-teman di kelas, beliau juga selalu
memotivasi kami di tengah-tengah jalannya perkuliahan. Itulah yang saya sangat
sukai dari beliau. Ada saja cerita yang begitu inspiratif setiap kali bertatap
muka dengan beliau.
Ada satu motivasi
beliau yang selalu saya praktikkan hingga kini, yaitu terkait dengan menulis.
Ya, beliau sering kali memotivasi dan mengajak kami untuk belajar menulis,
menulis, dan menulis. Tentu ada makna yang begitu mendalam dan dahsyat di balik
motivasi demikian. Mengingat, saya dan teman-teman masih status mahasiswa. Menulis
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari seorang mahasiswa. Manakala
menulis sudah dibiasakan dalam keseharian, maka dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan, khususnya yang berhubungan dengan menulis, tentu sangat membantu
dan terasa mudah.
Saya sangat kagum
dengan beliau. Lebih dari 2000 artikelnya telah dimuat di berbagai media cetak
(koran) hingga kini. Tentu ini adalah ilmu sekaligus inspirasi yang sungguh
dahsyat, khususnya bagi saya yang masih awam.
Kini, saya merasakan
betul manfaat atas apa yang menjadi saran sekaligus motivasi dari beliau
tersebut. Yang jelas saya tidak terlalu sulit untuk mencurahkan buah pikir saya
ke dalam bentuk tulisan. Sebanyak apa pun tugas yang diberikan oleh beliau dan
beberapa dosen lainnya, khususnya yang berhubungan dengan menulis, saya tetap
bisa menjalaninya dengan penuh semangat (tanpa merasa terbebani). Saya begitu
menikmatinya. Itulah efek yang saya rasakan akibat dibiasakan menulis rutin
tiap hari.
Spirit sekaligus energi
positif yang saya peroleh dari beliau itulah, salah satunya yang membuat saya
tetap meluangkan sedikit waktu untuk belajar menulis tiap harinya. Sungguh
dahsyat efek sampingnya. Tidak hanya membuat saya semakin bersemangat untuk
merangkai kata dan kalimat. Namun, berkat itu juga, setidaknya menambah spirit
saya untuk terus membaca, baik yang tersurat maupun tersirat. Sehingga pikiran
saya semakin terasah. Ketika ada informasi atau berita yang saya baca atau
dengar, saya tidak langsung menelannya mentah-mentah, melainkan saya menelusuri
terlebih dahulu sumber dan kebenarannya. Ini tidak lain karena motivasi menulis
dari sang Profesor.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert