Oleh: Gunawan
Hari berganti hari,
minggu ke minggu, aku begitu menikmati belajar di sekolah yang dekat dengan
pegunungan. Pemandangan yang begitu asri. Suasana yang sejuk. Aku bersama
dengan teman-temanku begitu bergembira ketika guru-guru datang menyapa. Itu
yang kurasakan, khususnya di musim kemarau.
Tiba musim hujan, suasananya
tidak seperti itu lagi. Aku harus memilih. Aku harus bisa membagi waktu. Di
samping bersekolah, aku juga harus bekerja, membantu kedua orang tuaku, baik di
sawah maupun di ladang. Itulah kenyataan yang kualami. Antara bersekolah dan
membantu orang tua, dua hal sekaligus yang tak bisa kutinggalkan.
Sesungguhnya, orang
tuaku tak mengizinkanku untuk bekerja dan membantu meringankan beban mereka.
Namun, aku tak tega melihat keringat mereka yang bercucuran. Hingga akhirnya,
kadang aku mulai meninggalkan dunia sekolah. Meskipun tak setiap hari.
Aku harus membantu
kedua orang tuaku. Di pagi buta, aku sudah berangkat ke sawah dan/atau ladang
bersama mereka, sebab itu satu-satunya mata pencaharian orang tuaku, yaitu
bertani. Tak ada yang lain lagi. Setiap musim hujan tiba, hanya bertani dan
bertani.
Sekolah bukan lagi yang
utama bagiku, meskipun dalam hatiku berkata lain. Mau tidak mau, aku harus
membantu orang tuaku. Kendati aku masih kecil, namun aku tak rela mereka
bekerja terus-menerus tanpa ada yang membantu.
Pernah 5 hari dalam
seminggu aku tak berangkat ke sekolah. Ya, begitulah kala musim hujan tiba. Aku
bergegas ke sawah dan/atau ladang. Kadang bermalam di ladang, kadang pulang
pergi jalan kaki kurang lebih 20 km (pulang-pergi).
Walaupun demikian,
malam hari, aku tetap belajar. Setidaknya, adalah yang kupelajari. Hal seperti
ini, hampir setiap musim hujan, akan kulakukan. Orang tuaku, sebenarnya tidak
memaksa. Namun, entah mengapa, aku senang jika bisa membantu orang tuaku
bekerja, meskipun tenagaku tak seberapa.
Mungkin, bagi anak-anak
yang orang tuanya berpunya, seperti yang bermukim di kota-kota besar, tak akan
melakukan hal seperti yang kulakukan ini. Barangkali, fokus mereka hanya
sekolah saja. Namun, tidak bagiku. Begitu juga dengan beberapa temanku di
kampung.
Sebenarnya, membantu
kedua orang tuaku bisa kulakukan setelah pulang sekolah. Namun, mengingat jarak
yang cukup jauh dan ditempuh dengan jalan kaki, maka tak mungkin aku berangkat
usai pulang sekolah. Sehingga, beberapa hari aku memutuskan untuk meninggalkan
sekolah dan berpindah ke ladang atau sawah.
Aku sangat bahagia dan
bersyukur, karena masih bisa mendapatkan pelajaran dan pengetahuan dari
guru-guruku di sekolah. Di lain sisi juga, aku tak tega membiarkan kedua orang
tua bekerja di sawah dan/atau ladang dari pagi hingga sore bahkan sampai malam.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, melainkan aku harus bersekolah, juga
beberapa waktu aku menyempatkan diri untuk membantu orang tuaku.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert