Oleh: Gunawan
Aku mulai menulis rutin
tiap hari sejak Desember 2016. Kini, sudah masuk Desember 2017. Artinya,
setahun sudah aku menulis tanpa jeda. Tanpa jeda yang dimaksud adalah bahwa aku
selalu menulis tiap hari, tanpa alpa.
Ya, itulah yang
kulakukan tiap hari. Aku tetap berusaha untuk menulis, meskipun sedikit.
Waktunya pun tak banyak. Untuk tiap artikel singkat, tidak lebih dari 30 menit.
Lazimnya, satu tulisan aku hasilkan tiap hari. Kadang juga bisa dua sampai tiga
artikel. Pernah juga enam tulisan kutelurkan, namun yang ini tidak setiap hari.
Berbagai tulisan harian
tersebut, biasanya aku sebarkan di media sosial, seperti lewat Facebook,
WhatsApp. Aku juga sering mempostingnya di blog pribadi dan Kompasiana, agar apa
yang kutulis bisa juga dinikmati oleh masyarakat luas.
Namun, kurang lebih dua
bulan terakhir ini, tulisan harian yang kuhasilkan jarang kubagi ke publik.
Meskipun menulis tetap kulakukan setiap hari. Semuanya masih ada dan tersimpan
di dalam laptop
Jauh sebelum ini,
biasanya aku rutin memposting minimal satu artikel dalam sehari ke media
sosial. Namun, akhir-akhir ini, tidak setiap hari. Kadang apa yang kutulis, aku
posting untuk dinikmati oleh khalayak, kadang tidak.
Kebiasaan menulis di
laptop itulah yang mungkin membuatku kadang “malas” untuk memublikasikannya ke
media sosial secara rutin setiap hari (selama dua bulan terakhir ini). Memang,
sejak awal, aku tidak terbiasa menulis langsung di HP. Tapi, setidaknya aku
bisa menggoyangkan jemari. Paling tidak, itu sudah lebih dari cukup dan
membuatku bahagia.
Suatu kesyukuran bagiku
karena masih bisa menyempatkan diri untuk menumpahkan atas apa yang kualami,
rasa, dengar, lihat, dan yang kuketahui. Setidaknya, tidak berlalu begitu saja
semua itu. Sebab, bagiku hanya dengan menulis semuanya akan “mengabadi.”
Beberapa tulisan yang
kutulis dan sebarkan itu, sudah menjadi buku terbit. Ada yang kukumpulkan
sehingga menjadi buku mandiri. Beberapa juga berhasil diabadikan dalam bentuk
karya bersama dengan penulis-penulis lainnya dalam beragam buku dan judul.
Mulai dari komunitas yang kuikuti sampai pada event yang diselenggarakan oleh lembaga tertentu.
Sungguh, bagiku apa pun
yang kutulis, meskipun itu sangat sederhana, bahkan kadang asal-asalan, tak ada
yang sia-sia. Minimal setelah kuposting di berbagai media sosial, ada yang
membacanya. Bahkan, tak sedikit juga yang terinspirasi untuk belajar menulis
dan berbagi lewat tulisan. Satu komunitas yang kuikuti juga berhasil menelurkan
satu buku antologi, oleh karena terinspirasi dan selalu kumotivasi lewat
tulisan. Alhamdulillah. Inilah bukti, bahwa menulis itu ternyata membawa
berkah. Menulis itu menyehatkan. Menulis itu menenangkan, menyenangkan, dan
membahagiakan. Menulis itu adalah obat.
Di penghujung tahun
2017 ini, aku tetap berusaha menjaga komitmenku agar mampu menghasilkan tulisan
tiap hari. Aku tetap meluangkan sedikit waktu dalam kurun 24 jam selama sehari.
Bagiku, menulis rutin meskipun sedikit itu jauh lebih nikmat dan enteng,
ketimbang berpuluh-puluh halaman, namun hanya dilakukan dalam sebulan.
Sungguh merugi jika aku
tak memanfaatkan momen 24 jam sehari (meskipun hanya kurang lebih 30 menit)
untuk menggerakkan jemari di atas keyboard
laptop. Rugilah aku jika tidak mau mengabadikan setiap apa yang kualami, rasa,
lihat, dengar, dan kuketahui selama ini. Termasuk orang yang rugi, jika aku
tidak menuliskan itu semua dan kemudian dibagi kepada sesama, baik melalui
sosial, maupun menjadi buku.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert