Oleh: Gunawan
Ide
tulisan ini muncul ketika saya berkunjung ke kos salah seorang teman. Lebih
tepatnya kala ia dan teman-temannya bercerita tentang masa sekolahnya dulu.
Dan, salah satu objek yang diceritakan adalah guru-gurunya.
Guru
di mata siswa-siswa memang melahirkan beragam pandangan, apalagi bagi alumni
sekolah yang bersangkutan. Ada saja cerita yang berkesan, inspiratif, bahkan
sampai ke hal yang lucu. Setidaknya, sebagai obat kerinduan terhadap guru,
bercerita dan “meraba” kembali di masa itu adalah hal yang biasa saja. Apalagi
jika hal itu tengah berkumpul dengan teman lama dan satu sekolah. Pasti,
menceritakan masa-masa sekolah adalah sesuatu yang sangat “menarik” untuk
dikenang kembali.
Guru
di mata alumni memiliki ruang tersendiri, tergantung individu masing-masing.
Jika guru kala mengajar dan mendidik menggunakan metode yang begitu menarik,
maka kesan yang menonjol takkan jauh dari itu. Jika guru “galak” di ruang
kelas, maka kesan di mata siswa dan alumni juga, umumnya tidak akan jauh dari
itu. Ya, realita di lapangan mengatakan demikian. Kita boleh melihat dalam diri
masing-masing. Ketika kita mengingat guru A, misalnya, maka akan muncul dalam
benak kita sesuatu yang “menonjol” dalam diri guru A yang dimaksud. Yang pasti
pribadi masing-masing yang lebih mengetahui hal itu.
Contoh
lain lagi, misalnya guru yang “suka” memberikan PR kepada siswanya akan “dicap”
demikian oleh anak didiknya. Guru yang giat memberikan ungkapan motivasi
sebelum pembelajaran dimulai misalnya, akan dikenang oleh siswanya sebagai guru
motivator. Guru yang suka memberikan cerita humor (yang bernilai edukasi),
tentu akan dicap oleh siswa-siswanya sebagai guru humoris. Guru yang terus
melahirkan karya tulis, juga akan dinisbatkan sebagai guru penulis di mata
mereka. Begitu seterusnya. Hal semacam ini juga berlaku di mata alumni. Mungkin
juga takkan terlupakan.
Pandangan
berbeda di antara para siswa dan/atau alumni terhadap guru-gurunya adalah
sah-sah saja. Boleh jadi pada guru B, di mata alumni X tidak sama dengan alumni
Y. Ya, begitulah. Namanya pandangan, berbeda adalah hal yang lumrah dan
wajar-wajar saja. Tergantung kesan yang didapat ketika sekolah dan pada saat
belajar dari para guru juga. Bagaimana pun juga, guru tetap menjadi orang yang
sangat berjasa dalam proses pendidikan siswa-siswanya. Beliau-beliau wajib kita
hormati, apa pun alasannya.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert