Oleh: Gunawan
Setiap
kali saya membagi tulisan via Facebook, juga WhatsApp (WA), selalu saja ada
teman-teman “penikmat” tulisan tersebut yang bertanya. Kadang di kolom
komentar, lebih seringnya di-inbox
dan via WA.
Sebagian
besar bertanya tentang bagaimana caranya agar bisa menulis, terlebih mampu
menulis tiap hari. Pertanyaan ini cukup serius, seserius mereka membaca tulisan
saya. Tentu, saya hanya menjawabnya berdasarkan pengalaman pribadi saja. Yang
pertama, agar seseorang bisa menulis, tak ada cara lain, melainkan dengan cara
menulis itu sendiri. Ya, untuk melihat apakah kita mampu atau bisa menulis,
maka bersegeralah untuk menulis. Dengan begitu, Anda akan melihat hasilnya.
Kira-kira begitu jawaban umum saya.
Kedua,
agar mampu menulis tiap hari, lagi dan lagi, saya hanya menjawabnya sesuai
dengan pengalaman empirik saya. Saya tak berani menjawab di luar itu. Saya
“katakan” kepada mereka, bahwa sesungguhnya setiap hari kita mengalami sesuatu,
kita melihat sesuatu, kita merasakan sesuatu, dan kita juga mendengarkan
sesuatu. Semua itu, sesungguhnya, jika kita jeli dan mau “mengabadikannya”
lewat tulisan, itu akan menjadi ide dan inspirasi yang tak akan pernah habis.
Mengapa demikian? Sebab, setiap hari kita selalu mengalami (merasakan,
mendengar, dan melihat sesuatu). Minimal di sekitar lingkungan kita, kita akan
mengalami berbagai hal yang dimaksud.
Ya,
semua orang yang masih hidup, tentu ada banyak yang dialami tiap harinya. Dan,
itu semua adalah bahan yang cukup bagus dan renyah untuk dituliskan. Menulis
yang dialami akan jauh lebih mengalir dan enteng, ketimbang yang belum kita
alami. Tangan kita akan terus “bergoyang,” sebab semuanya telah akrab dengan
kita. Inspirasi menulis sesungguhnya banyak kita peroleh dari pengalaman
keseharian, jika kita peka dan mau menuliskannya. Hanya saja, banyak di antara
kita yang kurang sadar. Mungkin juga sadar sepenuhnya, namun enggan untuk
menuliskannya. Sehingga, ia hanya berlalu bersama angin, hilang tanpa arah.
Mungkin juga tak akan kembali dan lupa di kemudian hari.
Menulis
yang dialami juga merupakan cara merawat agar kita tetap konsisten mampu
menghasilkan tulisan tiap hari, tanpa jeda. Menulis yang dialami, sungguh
sangat mudah dan terus mengalir. Sekali lagi, sebab ide dan inspirasi selalu
datang.
Saya
jadi teringat dengan sebuah tulisan yang di-posting oleh Prof. Dr. Imam
Suprayogo suatu waktu. Beliau berkisah, ada seorang mahasiswa Pascasarjana yang
bertanya kepadanya, bagaimana agar bisa menulis? Persis dengan pertanyaan dari
teman-teman saya di dunia maya. Beliau kemudian menyuruh mahasiswa tersebut
untuk melihat atau memandang sesuatu yang ada di sekitarnya, melihat berbagai
ciptaan yang Maha Kuasa, seperti pepohonan, rumput, dan sebagainya.
Dari
arahan singkat beliau tersebut, sesungguhnya mengandung makna yang sangat
dalam. Ya, sebenarnya ada banyak yang bisa kita tulis. Hasil pengamatan kita di
lingkungan sekitar adalah salah satu bahan yang cukup bagus dan empuk untuk
dirangkai menjadi tulisan demi tulisan. Itu akan terjadi, manakala kita mau
“berkontemplasi” dan yang terpenting adalah bersegera untuk menuliskannya. Kata
“Hujan” saja bisa diurai menjadi tulisan demi tulisan, bahkan juga buku demi
buku. Bagaimana bisa demikian? Ya, silakan nulis dan nulis.
Satu
lagi sang “Pemahat Kata” yang cukup inspiratif. Beliau adalah Much. Khoiri.
Saya sedikit berbagi cerita kepada Anda yang ingin bisa menulis, lebih jauh
lagi agar mampu menulis rutin tiap hari. Beliau ini punya komitmen yang cukup
kuat, yaitu “wajib” menulis tiap hari. Baginya, menulis itu hukumnya fardu ain. Dahsyat, bukan?
Apakah
hanya itu yang beliau lakukan setiap hari? Tidak. Beliau adalah salah orang
yang super sibuk. Mulai dari mengajar di kampus UNESA sebagai tempatnya
mengabdi, mengisi seminar dan/atau workshop
dari daerah ke daerah, dan seabrek aktivitas lainnya. Namun, semua kesibukan
tersebut tidak menjadikan beliau berhenti menulis. Beliau selalu punya waktu
untuk menulis, meskipun kesibukan terus “menghadang.”
Bagi
beliau, kesibukan bisa menjadi “berkah” tersendiri. Beliau akan mengolah
kesibukan itu, sehingga lahirlah berbagai tulisan. Kesibukan dan pengalaman
kesehariannya adalah menjadi bahan tulisan yang tak pernah habis. Oleh karena
kepiawaiannya dalam merangkai kata, sesuatu yang dialaminya setiap hari, beliau
berusaha untuk “mengikat” dan membaginya kepada para pembaca. Saya sendiri
selalu menikmati tulisan beliau, baik yang di-share di grup WA, maupun di laman Facebooknya. Dan, jika saya
cermati baik-baik, ternyata tulisan beliau itu kebanyakan dari pengalamannya
sehari-hari. Sungguh luar biasa.
Bagaimana
dengan Anda? Masih ragu dan bimbang tentang apa yang ingin ditulis? Yuk,
mulailah menulis dari yang dialami. Di situ banyak sekali inspirasi. Saya rasa,
jika Anda mau menuliskan dan membaginya kepada para pembaca, itu akan sangat
bermanfaat. Yuk, bersegeralah menulis. Urai dan ikatlah setiap apa yang Anda
alami setiap hari. Jangan biarkan ia pergi begitu saja tanpa diikat.
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert