Mengisi Kemerdekaan dengan Terus Berkarya

Mengisi Kemerdekaan dengan Terus Berkarya
Oleh: Gunawan


Betapa besar dan susahnya perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang atau pahlawan dulu dalam merebut kemerdekaan. Beliau-beliau rela mengorbankan jiwa dan raganya, agar bisa terlepas dari penjajahan. Tak sedikit pun beliau-beliau merasakan ketakutan. Sebab, yang dipikirkan hanya dan demi anak cucu/generasinya ke depan, yaitu kita yang hidup sekarang ini dan generasi yang akan datang.

Maka tak baik dan tak elok, bila kita yang hidup di era kini tidak mampu memaksimalkan potensi diri sebagai bentuk pengaplikasian demi mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangan dulu. Barangkali, para pahlawan dulu akan menangis jika melihat keadaan kita sekarang yang kurang mampu dan mau mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah mati-matian diperjuangkan. Mungkin, para syuhada dulu akan kecewa dan menangis melihat tingkah kita sekarang yang terus ribut dan tak kunjung usai, padahal semuanya bisa saja diselesaikan secara musyarawah dan mufakat. Malulah kita pada para pejuang dulu. Malulah kita kalau bisanya hanya ribut dan ribut, oleh karena saling mempertahankan ego masing-masing.

Mari kita manfaatkan kesempatan dan waktu yang ada ini untuk berkarya dan terus berkarya. Apalah arti kemerdekaan yang telah diperjuangkan dulu, kalau kita tak mampu mengisinya dengan hal-hal yang positif. Sia-sialah waktu orang dulu merebut dan memperjuangkan kemerdekaan, manakala kita yang hidup di era kini tak mampu menghargainya.

Tugas kita sekarang sebenarnya tidaklah susah-susah amat. Sebab, kita hanya dituntut untuk mengisi kemerdekaan ini dengan terus belajar dan selalu bermawas diri, di antaranya. Memaksimal potensi dan kemampuan yang ada, itulah yang diharapkan.

Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Ya, gunakan waktu sekarang ini untuk berkarya semaksimal dan sebisa mungkin. Sembari bermohon kepada Tuhan agar dipermudah dalam segala urusan. Mari kita isi kemerdekaan ini sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita masing-masing. Misalnya, dengan berkarya tulis, karya seni, berdakwah, menuntut ilmu ke sana kemari, saling membantu dalam kebaikan, dan lain-lain.

Wallahu a’lam.

Share This :