Oleh: Gunawan
Kutermenung
Menatap
dinding nan kosong
Sembari
kulukis sebuah nama
Sosok
yang kurindu jauh di sana
Rindu
Satu
kata yang tertancap di kalbu
Kurakit
lewat pena
Namun
hati tetap merana
Rindu
Ungkapku
lewat buku
Tak
mampu menembus
Hanya
batin yang tergores
Ikrar
itu tak berarti
Sudah
mati
Perih
Kian
perih
Wallahu a’lam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert