Oleh: Gunawan
Siapa
sih yang tidak punya pengalaman dan/atau cerita dalam hidupnya? Saya merasa,
tak seorang pun. Ya, setiap umat manusia pasti punya cerita dan kisah dalam
perjalanan hidupnya. Setiap hari, malah. Entah itu hal yang menyenangkan,
membahagiakan, menyedihkan, mengecewakan, dan lainnya. Hal demikian setidaknya
pernah dilalui oleh setiap makhluk berdasi yang masih menginjakkan kakinya di
bumi ini.
Beragam
kisah itu bisa mengabadi, dan bisa juga tidak. Tergantung pribadi
masing-masing, apakah ingin diabadikan atau tidak. Jika ingin dikekalkan, maka
segeralah untuk mengikatnya. Dan, cara yang paling efektif untuk mengikat dan
mengabadikannya adalah lewat tulisan.
Menulis
itu sesungguhnya mengabadikan sejarah. Dengan begitu, mengikat segala macam
kisah dan cerita kehidupan, baik yang dialami sendiri maupun oleh orang lain,
adalah hal yang sangat bagus. Kita tidak pernah tahu, barangkali cerita yang
kita lukis itu bisa mengubah perilaku dan kehidupan orang lain menjadi lebih
baik lagi.
Saya
sendiri sangat senang dan bahagia bila ada di antara teman-teman atau siapa pun
yang mau berbagi pengetahuan, kisah, dan pengalamannya lewat tulisan. Sehingga,
bisa juga dikonsumsi oleh publik. Dan, sungguh beruntunglah bagi orang-orang
yang mau dan mampu mengabadikannya dalam bentuk tulisan.
Di
salah satu organisasi yang saya dirikan, sebut saja Wadu Tunti Community (WTC) Makassar, di mana anggotanya sudah mulai
aktif menulis. Itu bermula sejak pertengahan 2017 lalu. Bahkan, buku antologi
perdananya terbit pada September 2017. Progres mereka sungguh luar biasa dan
menggembirakan. Anggotanya yang masih status mahasiswa itu sangat produktif.
Setiap hari ada saja yang mem-posting
tulisannya. Ada yang menulis puisi, pantun, opini, artikel singkat, dan jenis
lainnya. Pengalaman mereka selama di tanah rantau juga, selalu dibungkus dengan
balutan aksara. Saya sendiri sangat bahagia melihat keseriusan dan kesungguhan
mereka dalam belajar dan berbagi.
Saya
juga tetap berusaha untuk menumpahkan beragam kisah dan cerita yang pernah
dialami. Bagi saya, tak ada yang sia-sia. Apa saja bisa ditulis. Kisah pahit
dan duka juga sering saya torehkan. Hasilnya, kadang saya share lewat media sosial, kadang juga saya konsumsi sendiri. Hati
saya bahagia apabila sudah menumpahkan semua itu. Sungguh.
Saya
terus berusaha untuk menyebarkan virus literasi semampu saya. Juga, saya sangat
bahagia sekali ketika mendengar ada sahabat di dunia maya dan nyata yang
termotivasi dan sudah mulai aktif menulis. Bahkan, ada juga yang telah
menerbitkan bukunya.
Kini,
saya tengah menggarap antologi terbaru dengan sahabat maya dari berbagai daerah
di Nusantara ini. Tema yang saya angkat adalah tentang “Kisah Inspiratif,”
kisah nyata. Naskahnya kini tengah proses editing
tahap akhir.
Sungguh
terharu saya membaca tulisan dan kisah mereka. Sangat inspiratif dan penuh
hikmah. Bahagia rasanya, karena ternyata mereka mau menuliskan dan membagi
kisahnya itu. Hal yang sederhana pun, mereka urai menjadi tulisan yang begitu
mengena di hati kala membacanya.
Apakah
Anda masih menganggap bahwa ide tulisan itu hanya berasal dari buku atau bacaan
tersurat lainnya? Jika jawabannya ya, maka mulai dari sekarang singkirkan itu
dari benak Anda. Bahwa, apa pun yang ada di alam, jika kita peka, itu bisa
menjadi ide tulisan yang tiada habisnya. Menulis kisah dan hal yang dialami
adalah sangat bagus.
Wallahu a’alam.
Share This :
comment 0 comments
more_vert