Mencoba untuk “Berhenti” Menulis
Oleh: Gunawan
Seperti
yang saya tuliskan di salah satu artikel singkatku yang berjudul “Awal Mula-ku
Tertarik di Dunia Menulis”, bahwa awal mulanya saya tertarik di dunia
tulis-menulis adalah pada tahun 2011 ketika saya diamanahkan untuk menjadi Ketua Umum MATRIX SC UIN Alauddin Makassar.
Waktu itu, saya mulai mencoba belajar untuk menulis buku penunjang pendidikan
(Matematika SMA). Rutinitas saya waktu itu adalah seputar organisasi, kuliah,
dan menulis.
Hari
demi hari, saya selalu menyempatkan diri untuk menulis walau hanya satu sampai
dua halaman. Kadang saya menulis di buku tulis, kadang juga saya pinjam laptop
teman-teman. Sesekali juga saya mengunjungi warnet terdekat. Sampai akhirnya,
tahun 2013 saya memberanikan diri untuk mengikuti Program Unggulan Rektor UINAM
yaitu Gerakan Seribu Buku (GSB) Tahap III. Program tersebut salah satu
tujuannya adalah untuk menumbuhkan semangat menulis di seluruh warga kampus,
baik di kalangan mahasiswa, maupun para dosen dan guru besar. Setiap tahap
program tersebut, menghasilkan 250 buku (karya tulis terbaik). Awalnya, saya
lolos di tahap verifikasi, namun tersingkir di tahap terakhir.
Begitu
pun di tahun 2014, saya mencoba lagi untuk mengikuti Program Unggulan Rektor
UINAM tersebut. Kali ini merupakan tahap terakhir dari Program GSB tersebut.
Seperti pada tahap III sebelumnya, tahap terakhir juga saya tersingkir.
Maklumlah, para kompetitornya mayoritas guru besar dan para dosen. Jadi, sudah
pasti yang tersingkir adalah mahasiswa-mahasiswanya. Hehehe.
Tetapi,
sekali lagi, itu menjadi motivasi besar buat saya untuk tetap dan selalu
belajar menulis, menulis, dan menulis. Sampai sekarang pun saya masih menjalani
rutinitas tersebut. Yaitu mencoba untuk menyisihkan sedikit waktu tiap harinya
untuk menulis, walau sesederhana apa pun itu.
Namun,
ada sedikit yang aneh yang muncul di benak saya Minggu siang, 29 Januari
2017. Tiba-tiba muncul pikiran sejenak untuk “berhenti” menulis. Entah mengapa
pikiran tersebut muncul tiba-tiba. Saya juga tidak tahu mengapa pikiran
tersebut bisa muncul di benak saya. Saya yakin Anda juga pasti tidak
mengetahuinya. Hehehe.
Akibat
daripada pikiran yang muncul tiba-tiba tersebut (baca: mencoba untuk “berhenti”
menulis), kepala saya bertambah beratnya. Seolah-olah ada beban yang menerobos
dan masuk ke kepala saya. Semakin saya memikirkan hal tersebut, semakin
bertambah berat pula kepala saya.
Waduh,
penyakit apalagi yang mencoba menimpa saya ini? Itu gumamku dalam hati kecil.
Lalu saya mencoba berkontemplasi. Mungkin karena ini efek dari berbagai ide
yang ada di dalam benak saya yang belum tersalurkan melalui tulisan.
Hmmm,
dan ternyata hipotesa saya benar. Beban yang ada di kepala saya, sedikit demi
sedikit mulai berkurang ketika saya mencoba untuk memulai menulis lagi.
Ingin
rasanya untuk mencoba istirahat dan berhenti menulis walau dalam beberapa hari
ke depan. Namun, apa daya, tangan ini tak mau berhenti menari-nari di atas keyboard. Saya juga khawatir penyakit
tersebut di atas kambuh lagi. Hehehe.
Wallahu a’lam.
Ditulis pada hari Minggu, 29 Januari 2017
Share This :
comment 0 comments
more_vert