Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Memajukan Dunia Pendidikan

Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Memajukan Dunia Pendidikan


Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Memajukan Dunia Pendidikan


Oleh: Gunawan


Tugas untuk membimbing dan mendidik peserta didik, tidak hanya dibebankan kepada para guru/dosen, tetapi juga kepada orang tua dan masyarakat. Sebab, peserta didik pasti bergaul dalam tiga lingkungan tersebut (sekolah/perguruan tinggi, keluarga, dan masyarakat). Tanpa adanya kerja sama ketiga elemen ini, maka untuk menciptakan generasi yang cerdas, berilmu, dan berakhlak baik agak sulit diwujudkan. Maka dari itu, minimal ketigal elemen tersebut harus sama-sama bersinergis dan mengambil peran masing-masing.

Di samping itu juga, pelaku bisnis, Ormas, LSM, pengamat, maupun pemerintah sendiri (sebagai fasilitator dan pembuat regulasi) harus sama-sama ikut andil dalam memajukan pendidikan. Hematnya, tugas untuk memajukan dunia pendidikan merupakan tugas bersama (kolektif). Kesadaran ini harus tumbuh pada semua elemen bangsa agar harapan bersama bisa dicapai secara maksimal.

Memang, dalam tataran implementasinya, menumbuhkan kesadaran kolektif ini tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Namun, bukan berarti tidak bisa. Semuanya bisa kita lakukan, jika berlandaskan dengan niat yang baik. Niat baik yang dimaksud adalah niat untuk betul-betul mau memajukan dunia pendidikan kita.

Paling penting juga, di samping beberapa elemen yang disebut di atas, agar pendidikan kita semakin membaik maka kesadaran juga harus tumbuh dari dalam diri peserta didik (siswa/mahasiswa) itu sendiri. Siswa/mahasiswa yang sadar pendidikan adalah mereka yang sadar akan tugasnya sebagai siswa/mahasiswa, yaitu belajar, belajar, dan belajar (memburu dan mendalami ilmu pengetahuan). Ini sangat penting, sebab bagaimana pun usaha pihak sekolah/PT, keluarga, masyarakat, pelaku bisnis, Ormas, LSM, maupun pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan kita, tanpa adanya kesadaran dari internal peserta didik (siswa/mahasiswa) maka semuanya tidak akan berarti apa-apa.


Wallahu a’lam.

Ditulis pada hari Sabtu, 18 Februari 2017
Share This :