Belajar, Belajar, dan Belajar

Belajar, Belajar, dan Belajar


Belajar, Belajar, dan Belajar 
Oleh: Gunawan 

Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Allah SWT yang sempurna. Dikatakan sempurna karena dibekali akal dan hawa nafsu. Ia merupakan makhluk yang haus akan pengetahuan. Ia merupakan makhluk yang selalu penasaran dan ingin tahu. Dari rasa penasaran dan keinginan tahuan itulah sebabnya ia selalu mau belajar. Karena dengan belajar minimal ia akan mengetahui sesuatu yang dimaksud. Entah itu ia belajar dari pengalaman, orang-orang di sekitarnya, guru, rekan sejawat, media-media cetak atau elektronik, maupun di alam sekitarnya. Karena sejatinya ruang dan tempat untuk belajar tidak ada batasnya. Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap jiwa manusia. 

Sebagai contoh, ketika awal mula kita keluar dari perut ibu, kita tidak langsung bisa berlari dan bicara. Semuanya dalam keadaan bertahap. Tahapan-tahapan tersebut baru bisa dicapai melalui sebuah aktivitas yang bernama belajar. Sebelum seorang bayi bisa berdiri, ia berawal dari belajar bagaimana caranya merangkak, lalu sedikit demi sedikit belajar untuk berdiri. Sampai akhirnya, si bayi tersebut bisa berdiri dengan sendiri. Begitu pula dengan berbicara. Awalnya pada umumnya, tak ada seorang bayi yang lahir langsung bisa berbicara layaknya orang dewasa. Ia baru bisa bicara karena dilatih dan diajarkan minimal oleh orang tuanya.

Seorang yang menjadi bintang kelas, bintang lapangan, maupun bintang panggung tak bisa didapat begitu saja prestasinya tanpa melalui sebuah pengorbanan yang bernama belajar. Seorang penulis terkenal tidak langsung sehebat itu tanpa ia melewati tahap demi tahap. Seorang hafidz/hafidzah Qur’an pun butuh belajar untuk bisa menghafalkan Al-Qur’an tersebut. Hemat saya, bahwa belajar merupakan suatu proses aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.

Menurut saya setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan oleh seseorang agar apa yang dipelajarinya bisa peroleh hasilnya secara maksimal. Hal yang saya dimaksud adalah konsisten. kesabaran, fokus, dan kedisiplinan. 

Pertama, konsisten. Konsisten sangat diperlukan dalam proses belajar sesuatu. Orang yang tidak konsisten maka tak akan bisa memetik hasil yang memuaskan. Kedua, kesabaran. Terkadang seseorang dalam belajar banyak yang mau cepat bisa. Ia tidak sabar untuk langsung sampai ke puncaknya. Ia tergesa-gesa dalam setiap pekerjaan. Ingin langsung mencapai hasilnya. Padahal kesabaran sangat dibutuhkan dalam segala aktivitas kita. Kesabaran merupakan sikap tenang yang membiarkan cinta dan pengalaman mewujud ke dalam sebuah proses belajar. Kesabaran berarti sikap yang tidak memaksakan kenyataan untuk sesuai dengan pikiran kita. 

Ketiga, fokus. Fokus yang dimaksud di sini adalah fokus pada apa yang kita lakukan. Fokus pada satu tujuan. Pikiran kita sering kali terbelah. Kita tidak tahu, apa yang kita inginkan dalam hidup kita. Seringkali, kita dalam belajar sesuatu tidak fokus sehingga apa yang ingin kita capai tidak semaksimal seperti apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam belajar membutuhkan fokus yang tak terbagi. Yang keempat adalah kedisiplinan. Disiplin bisa bermakna terhadap waktu, rutinitas kegiatan kita, dan bisa juga bermakna ketegasan. Orang yang memiliki rasa kedisiplinan tinggi akan sangat menghargai waktu dalam setiap aktivitasnya.

Belajar merupakan jenis aktivitas yang tidak gampang. Belajar merupakan kegiatan yang sulit. Saya jadi teringat dengan penggalan kalimat yang diposting oleh adik saya Supratman lewat dinding facebooknya . Beliau mengatakan bahwa, “belajar memang sulit, tapi hari esok jauh lebih sulit ketika hari ini kita tidak belajar. So, mari kita belajar.” Menurut saya pernyataan beliau tersebut memang betul. Ya, belajar tidak segampang yang dipikirkan. Dalam belajar pasti butuh proses. Namun, sesulit apa pun itu jika kita menekuninya, yakinlah bahwa kita akan berhasil menggapainya. Jadi, selamat belajar, belajar, dan belajar. 

Wallahu a’lam.

Share This :