Belajar Matematika Itu Asyik

Belajar Matematika Itu Asyik
Oleh: Gunawan


Siapa sih yang tidak pernah belajar matematika? Tentu, bagi seseroang yang sudah pernah duduk di bangku sekolah, pasti pernah belajar matematika. Baik di sekolah dasar maupun sekolah menengah. Sebab, di dua jenjang pendidikan ini, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada dalam kurikulum. Bahkan, di perguruan tinggi, umumnya, orang mempelajari mengenai matematika.

Walau, sudah lama menerima atau mempelajari matematika, namun masih ada saja orang yang “takut” dengan pelajaran ini. Meminjam, istilah dosen saya dulu, “matematika itu lebih menakutkan daripada ujian skripsi, bagi sebagian orang.” Seseram itukah?

Namun, bukan itu yang ingin saya bahas pada tulisan singkat ini. Saya ingin fokus dan mengajak kepada para pembaca akan pentingnya belajar matematika, dan juga banyak hal yang begitu indah dan asyik bila kita mau mengkaji terkait dengan persoalan dalam matematika.

Bila kita menganggap, bahwa matematika itu adalah berhubungan dengan angka-angka, rumus-rumus, operasi hitung, atau sejenisnya, itu boleh-boleh saja. Karena memang itu sudah menjadi bagian daripada matematika. Sebab, definisi tentang matematika itu banyak sekali. Tergantung sudut pandang masing-masing. Sampai sekarang pun belum ada satu orang pun yang bisa menyimpulkan menjadi satu definisi yang utuh dan komprehensif. Sebab, sekali lagi, ruang atau lingkup kajiannya sangat luas.

Pernahkah kita bertanya pada diri kita masing-masing, mengapa matematika selalu menjadi salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan (sekolah dasar dan sekolah menengah)? Dan mengapa pula selalu masuk menjadi salah satu mata pelajaran yang diuji nasionalkan? Jawaban sederhananya saja. Menurut saya, karena matematika itu sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hampir semua persoalan dalam kehidupan sehari-hari kita berhubungan dengan matematika. Contoh sederhana, ketika kita ingin menyetel alarm untuk mengukur kecepatan menulis kita, misalnya berapa halaman yang bisa kita tulis selama 20 menit? Ini adalah berhubungan dengan matematika yang sangat sederhana. Kita ingin pergi berbelanja di pasar, tentu kita harus bisa menggunakan matematika minimal operasi tambah, kurang, kali, bagi. Ini perlu kita kuasai, agar kita tidak ditipu oleh penjualnya. Begitu pula dengan penjualnya, ia harus mengetahui hal yang sederhana ini. Orang yang menjadi kuli bangunan, ia harus mengetahui persoalan matematika. Tujuan adalah untuk mengetahui seberapa banyak batu bata, pasir, semen, kawat, dan lainnya yang dibutuhkan untuk mendirikan rumah yang berukuran 10 x 15 meter, misalnya.


Beberapa contoh di atas, hanya bagian kecil saja dari aplikasi penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ada yang bertanya, apa gunanya kita mempelajari materi seperti limit, statistika, dan lainnya? Jawaban sederhananya, sekali lagi, karena ini semua dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan belajar statistika kita akan mengetahui teori peluang. Ini salah satunya untuk memprediksi segala sesuatu. Contoh, untuk memperkirakan cuaca tiap hari, seseorang minimal harus menguasai dasar teori peluang (teori kemungkinan). Dan masih banyak lagi aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan juga kontribusinya dalam lingkup ilmu yang lain.

Selain dari yang disebutkan di atas, ada banyak makna tersirat juga di balik kita mempelajari matematika. Misalnya, untuk melatih kita berpikir runtut. Ketika kita mengerjakan soal matematika, maka kita dituntut untuk mengerjakan soal tersebut secara sistematis sampai pada hasil akhirnya. Dengan demikian, kita telah dibiasakan untuk mengerjakan dan memikirkan sesuatu secara sistematika (melalui urutan-urutan yang teratur). Otak kita pun akan terbiasa untuk memecahkan masalah kehidupan secara sistematis pula dan lebih mudah.

Makna tersirat lain juga adalah, bahwa matematika mengajarkan kepada siapa pun yang mempelajari untuk berpikir logis, kritis, analisis, dan kreatif. Misalnya persoalan berpikir kritis. Dalam proses pengerjaan soal matematika, pikiran yang kritis sangat dibutuhkan agar kita bisa mengerjakan soal dan tentu memahaminya. Sehingga, hasil akhir yang kita peroleh bisa kita tahu bahwa itu benar atau salah. Demikiran juga aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan sendirinya otak kita akan terbiasa berpikir kritis dalam menghadapi berbagai macam permasalahan hidup.

Orang yang belajar matematika juga sebenarnya merupakan orang yang belajar untuk melatih kesabaran. Sebab, dalam mengerjakan berbagai persoalan dalam matematika kadang dibutuhkan proses yang panjang bahkan rumit. Proses penyelesaiannya pun harus sedetail dan seteliti mungkin, jangan sampai ada yang keliru. Nah, dari sinilah kesabaran kita diuji supaya kita tidak cepat berputus asa. Jika hal demikian bisa dilakukan maka rasa bangga dan puas pun pasti kita rasakan. Inilah buah dari kesabaran yang dimaksud.

Tentu, masih banyak lagi yang lainnya. Semoga di lain waktu, saya bisa membahasnya. Tetapi, paling tidak dengan adanya beberapa penjelasan di atas, Anda pasti bisa memahaminya, apa yang menjadi esensi dari mempelajari matematika itu sendiri.

Jadi, tidak perlu lagi ada rasa takut dengan pelajaran matematika. Mari kita mempelajari matematika dengan hati yang senang dan gembira, layaknya pelajaran yang lain. Kita harus tanamkan pada diri kita, bahwa semua yang dipelajari, termasuk matematika pasti ada manfaatnya.

Penting juga kita ketahui, bahwa apa pun yang kita pelajari bila kita sungguh-sungguh, maka kita pasti akan bisa dan tentu juga menyukainya. Luruskan niat kita, ini langkah awalnya. Niatkan bahwa kita mempelajari sesuatu, termasuk matematika, hanya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Insya Allah kita akan dimudahkan oleh-Nya dalam mempelajarinya. Biasakanlah baca doa sebelum dan sesudah belajar, dengan harapan yang kita pelajari tersebut dapat kita pahami, terlebih ada berkahnya.

Lakukanlah pendekatan (PDKT) yang intens terhadap matematika, layaknya seorang anak muda yang sedang jatuh cinta. Sehingga, kita bisa mengetahui seluk beluk dan cara untuk mencintainya. Bila hal demikian telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah cintailah ia (baca: matematika) dengan sepenuh hati, layaknya sepasang suami istri. Bila rasa cinta terhadap matematika sudah tertanam dalam diri kita, maka apa pun pasti bisa kita lakukan untuknya, terutama berusaha untuk terus memahaminya.

Penting juga dilakukan, adalah bila kita merasakan beberapa kesulitan, maka silakan tanyakan kepada  ahlinya. Ingat, kepada ahlinya. Bukan sembarang orang. Sebab, bila sembarang orang kita tanyakan, itu bisa berakibat fatal.

Wallahu a’lam.



Share This :