Pelajaran Berharga dari Desa Ngalang

Pelajaran Berharga dari Desa Ngalang
Oleh: Gunawan


Belajar dan mengunjungi berbagai daerah merupakan bagian dari aktivitas saya. Bagi saya, mengunjungi daerah-daerah tertentu mempunyai cerita dan pelajaran tersendiri yang begitu berharga. Sebab, setiap yang dikerjakan dan dilakukan tentunya akan menjadi catatan tersendiri. Dan, itu sangat nikmat dirasa.

Kali ini saya berkunjung ke Ngalang, Gunungkidul. Ya, saya dengan beberapa teman melakukan kegiatan, yang merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Kami memilih daerah tersebut karena lokasi atau lingkungan di situ merupakan salah satu lingkungan yang baru saja dikenai musibah banjir dan tanah longsor.

Kami berangkat dari kampus pada pukul 07.00 WIB, Kamis, 21 Desember 2017. Perjalanan tidak begitu lama. Kami tiba di lokasi kegiatan pada pukul 08.11 WIB. Sepanjang perjalanan, saya sendiri menikmati keindahan alam. Alam yang masih asri, berbagai pohon di pinggir jalan masih rindang. Sungguh indah dan sedap dipandang. Begitu adem nan sejuk. Itulah yang saya rasakan.
Acara pun dimulai, tak lama setelah tiba di lokasi. Kebetulan bersamaan atau sekaligus dirangkaikan dengan acara “Sunatan Massal” yang diadakan pemerintah setempat. Masyarakat yang hadir pun tak sedikit. Oww iya, “Sunatan Massal” tersebut merupakan bagian dari program “Gedangsari Bangkit.”

Ada beberapa poin yang saya catat di kala sambutan yang disampaikan oleh salah seorang perwakilan dari pemerintah setempat. Pertama, bahwa bencana atau musibah banjir dan longsor yang menimpa bukanlah suatu hambatan untuk bergerak maju. Justru, dari situlah kita bisa belajar dan ambil pelajaran. Dari situ bisa menjadi awal, titik start kita untuk memperbaiki diri. Kita bisa instrospeksi dan evaluasi diri.

Kedua, adanya bencana tersebut mampu memunculkan kembali nilai gotong royong, saling membantu, saling berbagi terhadap sesama. Di situlah kita akan lihat semangat kegotongroyongan masyarakat. Dan, memang hal demikian terjadi di tempat itu, berdasarkan pemaparan dari pembicara saat sambutan itu.

Saya juga begitu bangga ketika mendengar sambutan dari beliau itu, bahwa Ngalang merupakan desa layak anak nomor wahid di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2017. Sungguh, suatu pencapaian dan prestasi yang luar biasa. Demikian juga dengan perpustakaannya, menjadi perpustakaan terbaik sekecamatan Gedangsari. Saya kira perlu ditiru oleh desa-desa yang lain.
Pada sambutan dari pengelola “Ngalang Membaca” juga, saya mendapatkan pelajaran yang cukup berharga. Motto “Ayo Membaca, Ayo Berkarya, Ayo Berdaya Guna” itulah yang membuat saya langsung berenung seketika. Bagaimana tidak, motto itu sungguh dalam maknanya. Ya, membaca dan berkarya merupakan suatu bentuk aktivitas yang perlu dilakukan oleh siapa pun di antara kita. Sebab, di situlah kunci dasar dalam belajar. Dengan membaca orang mampu memahami sesuatu. Membaca bisa menambah wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca mampu membuka cakrawala berpikir seseorang. Sehingga, semakin bijak dalam berbuat dan bertindak.

Membaca yang dimaksud di sini adalah tak hanya yang tersurat, namun juga yang tersirat. Dengan begitu, kita akan semakin paham dan mengerti akan berbagai persoalan hidup. Solusi pun akan diperoleh manakala seseorang mampu membaca dengan telaten. Memanfaatkan waktu dengan berbagai aktivitas positif merupakan bentuk daya guna. Terus belajar dan berkarya serta berdaya guna merupakan bagian dari program yang terus digaungkan, khususnya di daerah Ngalang itu. Sungguh mulia program itu.

Wallahu a’lam.
Share This :