Anak Adalah Segalanya

Anak Adalah Segalanya
Oleh: Gunawan
Aku begitu beruntung punya orang tua yang begitu tangguh dan hebat. Mereka berdua adalah dua sosok yang begitu istimewa di hatiku. Tak tergantikan. Mereka adalah malaikatku di dunia ini.

Aku tak begitu tahu dengan orang tua yang lain. Akan tetapi, orang tuaku sangat mencintai kami sebagai anaknya. Apa pun keadaannya. Bagi mereka, anak adalah segalanya. Apa pun akan mereka lakukan demi anak-anaknya.

Itulah orang tuaku. Rela berkorban dan banting tulang, serta tak kenal lelah, asal kami selaku anaknya bahagia. Maka tak heran ada orang yang berkata, bahwa satu orang tua sanggup membesarkan, mengurusi, sampai menyukseskan sepuluh anaknya; namun, sepuluh anak tersebut belum tentu bisa mengurus satu orang tuanya itu.

Jujur, sebenarnya aku tak sanggup lagi mencurahkan atau menggoreskan pena ini. Namun, untuk “mengabadikan” mereka berdua, aku berusaha semaksimal mungkin untuk menggerakkan jemari ini.

Aku sendiri terkadang membuat mereka terluka hatinya. Sering malah. Tapi, Anda tahu bagaimana respon mereka (orang tuaku)? Mereka tak sedikit pun kecewa. Malah sebaliknya, mereka rela “terluka” demi memuaskan hatiku.

Aku begitu bodoh. Aku begitu berdosa. Aku begitu durhaka kepada mereka. Entah apa yang Tuhan lakukan kepadaku. Dosaku bertubi-tubi kepada mereka. Sepertinya surga tak akan mau menerima diri yang begitu hina ini.

Masih tentang orang tuaku. Pernah dulu, ibuku bercerita tentang kelakuanku di kala aku kecil. Aku betul-betul nakal. Bandelnya minta ampun. Bahkan, kakakku pun tak segan kubuat menangis. Kumakan semua menu siap saji yang dibeli langsung oleh ibuku di pasar. Kumakan sendiri. Kedua tanganku tak kosong. Kedua kakiku membuat bundaran kecil, agar tak ada orang lain yang mengganggu makanan itu. Padahal, itu adalah makanan bersama. Adikku juga yang satu, hanya bisa melihat tingkahku itu. Pokoknya, tak ada yang boleh mengganggu. Aku benar-benar serakah, mungkin seperti ini sebutan yang pantas.

Namun, apa respon orang tuaku? Mereka tak pernah marah. Meskipun, perut mereka merasakan lapar. Asal aku kenyang. Aku memang benar-benar egois. Karena menyantap sendiri makanan itu.

Akan tetapi, kini aku baru sadar. Orang tuaku rela tak makan, asal anaknya kenyang. Orang tuaku rela tak tidur, demi memikirkan apa lagi yang akan dimakan oleh buah hatinya esok hari. Orang tuaku ikhlas banting tulang, tak merasakan teriknya matahari dan dinginnya hujan, asalkan bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan anak-anaknya. Ya, orang tuaku akan melakukan apa pun agar anak-anaknya tetap terlihat ceria dan bahagia. Sebab, bagi mereka, anak adalah segalanya. Begitu sayangnya mereka kepada anak-anaknya.

Hanya doa yang kupanjat. Semoga kelak di kemudian hari, mereka berdua di tempatkan di surga-Mu, ya Tuhan. Ampunkan segala dosa kedua orang tuaku. Limpahkan rahmat-Mu kepada mereka berdua. Begitu banyak jasa mereka kepadaku, seberapa pun aku membalasnya, tak akan bisa terbalaskan. Olehnya itu, masukkan mereka ke dalam Jannah-Mu kelak. Amin.

Wallahu a’lam.
Share This :