Antara Menulis dan Demonstrasi

Antara Menulis dan Demonstrasi
Antara Menulis dan Demonstrasi
Oleh: Gunawan

Mengajak orang untuk menulis itu lebih susah dibandingkan dengan mengajak orang untuk melakukan demonstrasi di jalanan atau di area kantor DPRD/DPR, dan atau tempat lainnya. Apalagi di kalangan mahasiswa, mudah sekali diajak untuk melakukan aksi demonstrasi. Walau pun banyak yang ikut-ikutan dan tidak tahu persoalan yang sebenarnya.

Hanya sedikit orang yang mau mengapresiasi sang penulis ketika ia berhasil menghasilkan karya tulis, itu pun kalau diapresiasi, bahkan ada juga penulis yang dibenci dan lainnya. Sedangkan, ketika orang melakukan demonstrasi itu, apalagi kalau sudah berhasil maka apresiasi dan pujian pun membanjir. Maaf, di sini bukan berarti saya selaku penulis menginginkan pujian dari khalayak untuk memuji saya dan teman lainnya sebagai seorang penulis. Itu cukuplah Tuhan yang menilai dan mengetahuinya.

Memang, menulis itu merupakan jalan yang dilalui oleh segelintir orang saja. Tidak banyak orang yang menggeluti profesi yang satu ini, apalagi sampai menyukai dan mencintainya sepenuh hati. Padahal, pekerjaan yang satu ini sederhana. Kita tidak perlu apalagi sampai harus keluar rumah. Bisa saja kita berdiam diri di dalam rumah dengan terus menulis, menulis, dan menulis. Kalau pun ada yang mau keluar rumah, itu pun hanya untuk mencari inspirasi dan motivasi untuk terus menulis, menulis, dan menulis. Barangkali juga untuk berbagi pengalaman dengan orang-orang yang membutuhkannya.

Aktivitas yang satu ini (menulis) hanya butuh tekad dan kemauan, dan tentunya pulpen, buku, dan atau laptop/komputer sebagai alat bantu untuk menumpahkan segala macam ide, gagasan, maupun pemikiran yang kita ketahui. Namun, beda halnya dengan melakukan aksi demonstrasi di jalanan dan atau tempat lainnya. Itu sudah pasti butuh lebih banyak persiapan, seperti dana, surat izin dari pihak yang berwajib, dan seabrek perlengkapan lainnya, termasuk sejumlah orang yang akan terlibat dalam demonstrasi yang dimaksud. Namun, sekali lagi, memang mengumpulkan orang untuk melakukan aksi/demonstrasi sangat mudah dibandingkan dengan mengumpulkan/mengajak orang untuk menulis.

Padahal, menulis itu sangat efektif untuk bisa tersalurkan dan atau menyampaikan berbagai aspirasi yang kita inginkan. Bisa kita menyampaikan lewat media cetak, seperti koran, buletin, dan majalah. Bisa juga dimuat lewat media online. Sekadar dishare lewat media sosial milik pribadi juga bisa, seperti WA, BBM, Line, Twitter, FB, dan atau lainnya. Barangkali, yang lebih bagus lagi adalah bisa diabadikan lewat buku. Sehingga bisa dipelajari oleh generasi mendatang.

Wallahu a’lam.
Share This :