Menulis: Tanpa “Modal”

Menulis: Tanpa “Modal”

Menulis: Tanpa “Modal”
Oleh: Gunawan

Keren, ada istilah baru nih. Menulis: tanpa “modal.” Apa maksudnya? Baiklah, saya akan mencoba menjelaskan, apa itu menulis tanpa “modal.” Ini hanya sudut pandang atau perspektif saya saja. Modal yang saya maksud di sini adalah media atau alat bantu untuk menulis/mengetik (baca: laptop pribadi). Ya, memang begitu kenyataannya yang saya alami. Saya mulai aktif menulis sejak Maret 2011 (ketika saya menjabat sebagai Ketua Umum MATRIX SC UIN Alauddin Makassar). Ya, walaupun masih belajar, belajar, dan terus belajar. Untuk keperluan menulis tersebut, saya hanya mengandalkan laptop teman-teman di lembaga tersebut. Ketika mereka tidak menggunakannya. Sayang rasanya, membiarkan laptop nganggur (di Sekretariat MATRIX SC) begitu saja tanpa dimanfaatkan untuk kebaikan. Hehehe. Kadang juga, saya meminjam laptop teman-teman yang satu kampung dengan saya. Sesekali juga, saya berkunjung ke warnet terdekat dengan kosku ketika itu.

Itulah memang yang saya alami. Maklumlah, secara “ekonomi” saya berada pada kategori orang yang kurang mampu. Kendati demikian, Alhamdulillah tetap saya syukuri nikmat yang diberikan Tuhan tersebut. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun, itulah yang saya lakukan. Pinjam kiri-kanan laptop teman-temanku untuk terus memantik dan mengasah kemampuan menulisku. Saya juga bersyukur karena memiliki teman-teman yang baik hati, yang mau meminjami laptopnya dan selalu mendukung segala aktivitasku. Mereka juga selalu memotivasiku untuk tetap menulis, menulis, dan menulis.  

Semua tulisan tersebut saya simpan dalam flasdisk-ku. Dan untuk mewaspadai takutnya hilang flasdisk atau kena virus, saya juga menyimpan cadangan filenya di email pribadiku. Bahkan, sampai tahun 2016 lalu, saya masih melakukan hal seperti itu. Pernah suatu saat, flasdisk saya tersebut kena virus, dan kabar buruknya semua naskah tulisan saya raib sudah. Ampun, ampun. Hmmm, untung masih ada saya simpan di email (sebagai cadangan). Mulailah kemarin bulan Mei 2016, saya mencoba mengumpulkan, mengoreksi, dan mengedit ulang naskah-naskah yang saya tulis sejak tahun 2011 tersebut. Akhirnya, pertengahan 2016 lalu, saya mencoba menerobos salah satu penerbit Indie yang ada di kota Yogyakarta. Kok menerobos sih? Ups, maaf, maksud saya mencoba menjajaki kerja sama dengan penerbit kiranya naskah buku saya tersebut bisa diterima dan diterbitkan. Alhasil, naskah saya pun diterima oleh pihak penerbit.

Setelah melewati kesepakatan antara saya dan penerbit, akhirnya buku saya tersebut siap diterbitkan. Pada waktu yang hampir bersamaan pula, saya menjajaki kerja sama dengan penerbit lain untuk bisa menerbitkan naskah buku saya yang kedua. Naskah buku yang kedua pun, Alhamdulillah dengan senang hati penerbit mau menerima dan ingin menerbitkannya.

Kurang lebih dua bulan berjalan (proses penerbitan dan percetakan), kedua buku saya tersebut akhirnya sampai juga di tangan saya. Bahagia rasanya karena tidak menyangka karya tulis pertama (yang saya tulis pada tahun 2011) dan karya tulis kedua (yang saya tulis pada tahun 2012-2013) akhirnya bisa masuk di penerbit. Walaupun baru pada Juni 2016 kemarin kedua karya tulis saya tersebut diterbitkan. Sungguh penantian yang cukup lama, sehingga akhirnya karya tulis tersebut bisa diterbitkan. Bahagia dan nikmat rasanya juga, ketika buku-buku tersebut sampai di tangan pembaca dan bisa dinikmati oleh para pencinta literasi lainnya.  

Mungkin pembaca atau teman-teman tidak percaya kalau saya tidak mempunyai laptop/komputer pribadi sampai kedua buku saya tersebut diterbitkan. Ya, memang begitu kenyataannya. Aneh bin Ajaib, bukan? Bagi saya bukan berarti tak punya laptop pribadi tak bisa menghasilkan karya tulis. Alhamdulillah, berkat telah diterbitkannya kedua karya tulis saya tersebut, akhirnya September 2016 lalu, impian saya tercapai. Ya, saya bisa membeli laptop pribadi (walau laptop second). Itulah yang selalu menemani saya sekarang. Tak apalah, yang penting bisa saya pergunakan untuk mengetik. Hehehe.

Ow iya, just information. Buku saya yang pertama judulnya: “Matematika SMART Solution” dan yang kedua judulnya: “Kumpulan Pembuktian Rumus Matematika.” Semoga dalam waktu dekat bisa menerbitkan karya-karya tulis selanjutnya. Aamiin.

Saya percaya bahwa semua ini juga terjadi berkat do’a dan suntikan motivasi khususnya dari kedua orang tua saya. Terima kasih karena telah membimbing, mendidik, serta mengajarkan saya cara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh-Nya. Terima kasih juga karena telah mendukung saya untuk terus menuntut dan mencari ilmu walau ekonomi pas-pasan.

Bagaimana dengan Anda? Saya yakin Anda sudah pasti mempunyai laptop masing-masing. Bahkan, barangkali sudah lama memilikinya. Jika saya dahulu yang belum mempunyai laptop pribadi mampu menulis bahkan menerbitkan buku solo, saya yakin dan percaya Anda juga pasti bisa melakukannya bahkan mungkin lebih dari saya. Jadi, tunggu apalagi? Silahkan mulailah menulis sekarang juga! Mari kita berbagi lewat menulis. Semoga bermanfaat dan bernilai ibadah di sisi-Nya. Aamiin. 

Wallahu a'lam. 

Ditulis pada hari Jum'at, 13 Januari 2017  
Share This :