Berguru pada Semut

Berguru pada Semut


Berguru pada Semut
Oleh: Gunawan

Seperti halnya makhluk-makhluk lainnya, semut juga merupakan salah satu ciptaan Allah yang berdiam di muka bumi ini. Makhluk yang bernama semut ini, umumnya selalu hidup berkelompok/berkoloni. Kehidupan semut sangat jauh berbeda dengan kehidupan manusia. Namun, kehidupan semut ini kadang membuat manusia yang menyaksikannya tercengang.

Tidaklah berlebihan, jika saya mengatakan bahwa mari kita mencoba untuk berguru pada semut. Karena memang belajar tidak mengenal tempat, waktu, dan sumber. Belajar bisa di mana saja, kapan saja, dan dari siapa atau apa saja, termasuk semut. Dengan kata lain, belajar itu tidak hanya ditempuh di bangku sekolah atau perguruan tinggi, tetapi pelajaran yang alami adalah ada di alam sekitar kita.

Meski pun secara fisik semut itu kecil, namun ada beberapa hal yang bisa kita petik sebagai pelajaran hidup dari kehidupan makhluk yang bernama semut ini. Pelajaran pertama, semut sangat menjunjung tinggi budaya gotong royong. Saya sering melihat budaya semut yang seperti ini. Saya rasa Anda juga sering melihat sifat semut yang satu ini. Jika belum pernah melihatnya, coba Anda lemparkan misalnya sebutir nasi di tempat di mana semut itu berada. Anda akan melihat bagaimana mereka (baca: semut) menggotong makanan tersebut sampai ke sarangnya secara bersama-sama. Mereka akan mengerubuti makanan tersebut dari semua arah dan berusaha membawanya bersama-sama. Bahkan, jika makanan yang mereka peroleh mungkin terlalu besar, mereka merobeknya menjadi bagian terkecil sehingga mereka mampu menggotongnya. Tidak ada istilah senior atau junior dalam kehidupan semut. Semuanya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sungguh kebiasaan yang patut kita tiru.

Pelajaran kedua, semut tidak pernah menyerah terhadap berbagai rintangan yang dihadapi. Pernah di kampung dahulu, saya menginjakkan kaki di atas jalan setapak yang dilalui oleh sekelompok semut. Karena jalan dilewati olehnya saya injak, para semut tersebut berusaha mencari jalan lain bahkan menaiki kaki saya untuk bisa meneruskan perjalanannya. Walau pun dihalangi terus-menerus, mereka tetap mencari jalan lain untuk ia lewati. Mungkin Anda juga pernah melakukan hal demikian. Jika belum, coba dipraktikkan, dan lihat apa yang terjadi.

Pelajaran ketiga, saling menghormati satu sama lain. Jika kita perhatikan segerombolan semut, maka ada satu kebiasaan unik yang selalu mereka lakukan. Semut jika bertemu atau berpapasan dengan sahabatnya atau semut lain, mereka saling menegur dan saling menyapa satu sama lain. Inilah tradisi semut, sebagai bentuk perwujudan untuk saling menghormati satu sama lain. Hal demikian, mencerminkan sebuah persaudaraan yang sangat bagus.

Pelajaran keempat, pola kehidupan semut itu teratur dan disiplin. Mari kita coba perhatikan jika sekelompok semut sedang berjalan. Yang terlihat adalah keteraturan dan kedisiplinan yang tinggi. Segerombolan semut akan berjalan dengan teratur, antri, tidak saling mendahului apalagi saling injak satu sama lain. Sungguh pola kehidupan yang sangat bagus.

Pelajaran kelima, bahwa semut itu merupakan binatang yang kreatif dan selalu bergerak. Makhluk yang satu ini tidak kenal lelah, apalagi bermalas-malasan dan berpangku tangan. Tidak akan ditemui seekor semut yang tidur pulas, apalagi dalam waktu yang lama.

Jadi, sekali lagi tidaklah berlebihan jika saya mengatakan bahwa semestinya kita bisa meniru sekaligus berguru pada semut, tentang berbagai pola kehidupannya. Kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti yang digambarkan dari kehidupan semut di atas.

Wallahu a’lam.        

Ditulis pada tanggal 24 Januari 2017   
Share This :