Buah Perjuangan

Buah Perjuangan


Buah Perjuangan
Oleh: Gunawan

Setelah saya mengikuti sebuah ivent yaitu Undangan Penerbitan Buku “Ensiklopedi Penulis Indonesia (Jilid 8)” yang diadakan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, pada Minggu, 1 Januari 2017. Alhamdulillah, Jum’at, 6 Januari 2017, kabar gembira menghampiri saya. Profil saya dan penulis-penulis lainnya di Indonesia diterima oleh FAM Publishing, Divisi Penerbitan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia untuk dibukukan. Bahagia rasanya, karena profil saya dan penulis-penulis lainnya bisa dibukukan dalam buku “Ensiklopedi Penulis Indonesia (Jilid 8)” yang Insya Allah sebentar lagi akan diterbitkan.

Perjuangan saya tidak berhenti sampai di situ. Pada hari Kamis, 5 Januari 2017 (satu hari sebelum pengumuman lolos seleksi dari FAM Indonesia), saya membaca salah satu satu postingan dari bapak M.Husnaini (Ketua Sahabat Pena Nusantara) lewat facebook. Postingan tersebut berupa ajakan belajar menulis bagi siapa saja yang mau belajar. Dari postingan tersebut, banyak sekali yang berminat dan merasa senang karena ajakan tersebut. Ratusan orang yang sudah mendaftar melalui kolom komentar, termasuk saya juga. Pendaftaran tersebut terbuka untuk umum sampai tanggal 10 Januari pukul 23.59. Artinya kurang lebih enam hari baru dilakukan penutupan. Menurut penuturan dari bapak M. Husnaini, selaku orang yang mengajak belajar menulis tersebut, bahwa pesertanya hampir mencapai seribu orang. Jumlah tersebut berdasarkan data calon anggota yang mendaftar baik melalui kolom komentar, inbox, SMS, maupun lewat whatsapp. Untuk menjadi peserta atau anggota dalam grup yang dibentuk tersebut, bapak M.Husnaini mewajibkan kepada seluruh calon anggota (yang berjumlah hampir seribu orang) tersebut untuk menulis satu halaman folio tentang pengalaman paling membahagiakan dan mengharukan dalam hidupnya. Tulisan tersebut kemudian dikirim via inbox (facebook) beliau.

Tentunya, karena pendaftarnya hampir mencapai seribu orang, beliau melakukan sistem penyeleksian. Penyeleksiannya berdasarkan naskah (tentang pengalaman paling membahagiakan dan mengharukan dalam hidup) dari masing-masing anggota yang telah terkirim. Dari kurang lebih seribu calon anggota yang mendaftar tersebut, hanya beberapa orang saja yang akan diterima sebagai anggota tetap. Anggota tetap yang dimaksud adalah yang lolos seleksi (yang mempunyai naskah yang terbaik). Proses penyeleksian naskah berlangsung kurang lebih dua hari, akhirnya tadi pagi, Kamis, 12 Januari, sekitar jam 9, bapak M.Husnaini mengumumkan siapa saja yang layak dan berhak menjadi anggota dari komunitas/grup yang dibentuk tersebut. Dari jumlah pendaftar/peminat yang hampir mencapai seribu orang, hanya 34 orang yang dinyatakan lolos dan diterima sebagai member. Alhamdulillah, dari 34 (tiga puluh empat) anggota yang lolos, saya salah satunya terpilih menjadi anggota grup tersebut. Pada saat itu juga, bapak M.Husnaini langsung membuat grup WA yang diberi nama “Aku Bisa Menulis”, yang diketuai oleh bapak Aditya Akbar Hakim, dan 32 lainnya menjadi member tetap di grup WA yang dimaksud.

Grup WA yang bernama “Aku Bisa Menulis” tersebut, yang dirintis oleh bapak M.Husnaini dan diketuai oleh bapak Aditya Akbar Hakim merupakan media yang bertujuan untuk menimba ilmu sekaligus berbagi pengalaman terkait dengan dunia menulis dan literasi. Karena grup tersebut baru saja dirintis, maka belum banyak program kerja yang dicanangkan untuk ke depannya. Namun, pada intinya seperti yang saya paparkan di atas, grup tersebut sebagai media untuk belajar, berbagi dan menimba pengalaman dalam dunia kepenulisan dan pengembangan literasi. Salah satu yang menjadi program bersama dari grup/komunitas “Aku Bisa Menulis” tersebut akan melakukan penulisan bersama dan berharap bisa menghasilkan minimal karya bersama (anggota ABM) pula. Alangkah bagusnya jika bisa menghasilkan karya solo.

Akhirnya, setelah nomor kami (baca: anggota ABM) dimasukkan ke grup WhatsApp “Aku Bisa Menulis”, kami pun melakukan perkenalan satu per satu, layaknya siswa baru (SISBA) atau mahasiswa baru (MABA) yang baru diterima di sekolah atau perguruan tinggi. Perkenalan dan percakapan awal pun mengalir. Bersyukur rasanya bisa mengenal dan berbagi dengan orang-orang hebat di grup “Aku Bisa Menulis” tersebut. Mereka berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Semoga ini merupakan awal yang baik khususnya buat saya untuk terus belajar menulis bersama orang-orang hebat ini. Karena menulis merupakan salah satu cara untuk mentransferkan berbagai ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang diketahui dan dirasakan. Dengan menulis juga, seseorang akan bisa menembus tembok raksasa yang terbuat dari besi dan baja sekali pun. Menulis juga membuat seseorang bisa berkelana di berbagai belahan negara, benua, bahkan dunia sekali pun.

Jadi, mari kita budayakan menulis. Apa pun itu, silahkan abadikan dalam bentuk tulisan. Tak akan sia-sia apa pun yang Anda tulis, apalagi jika bisa dinikmati dan dibaca oleh orang lain. Berjuanglah mulai dari sekarang, karena tak ada kata terlambat. Suatu saat perjuangan Anda pasti membuahkan hasil dan Anda akan menuai hasilnya. Buktinya, sudah saya rasakan sendiri sekarang. 

Wallahu a'lam. 

Ditulis pada hari Kamis, 12 Januari 2017 

Share This :