Sudahlah, Abaikan Saja!

Sudahlah, Abaikan Saja!

Oleh: Gunawan


Bagi seseorang yang baru belajar menulis, tentu ada rasa malu terhadap tulisan yang ditulisnya. Malu tulisannya dibaca oleh orang lain. Malu kalau saja tulisannya kurang berkualitas. Bahkan, malu memublikasikan tulisannya di berbagai media sosial, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Line, BBM, Twitter, dan lainnya.

Terkadang juga, bila tulisan yang kita tulis, kemudian kita memposting atau memublikasikan lewat media sosial seperti yang dimaksud di atas, pasti ada komentar yang barangkali menurut kita kurang bahkan tidak menyenangkan. Ini juga salah satu ujian dan tantangan bagi seorang calon penulis dan penulis. Yang pasti, hal semacam ini juga sudah barang tentu dialami oleh seluruh penulis.

Saya pun merasakan hal yang demikian. Dulu ketika saya mencoba memublikasikan tulisan-tulisan saya di berbagai media sosial, seperti Facebook dan WhatsApp, bisa dipastikan komentar yang muncul beragam. Ada yang merasa terinspirasi dari tulisan yang saya posting tersebut, bahkan ada juga di antara mereka yang mencoba meniru kebiasaan saya, yaitu menulis, menulis, dan menulis. Namun, tidak sedikit pula yang berkomentar “miring” terhadap tulisan yang saya publikasikan tersebut.

Bagi saya, khususnya komentar yang “miring” atau kurang menyenangkan adalah hal yang biasa saja. Saya anggap itu sebagai motivasi saya untuk terus belajar menulis dan berbagi lewat karya tulis. Bahkan, komentar-komentar yang saya anggap “miring” tersebut, tidak pernah saya gubris. Ya, saya abaikan saja. Bahkan, saya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memberikan komentar yang kurang menyenangkan tersebut. Karena tanpa mereka, barangkali saya tidak akan bersemangat dan termotivasi untuk terus menulis, menulis, dan menulis.

Bila ada di antara pembaca yang mencoba untuk belajar menulis dan berbagi lewat karya tulis, tidak perlulah tulisan Anda takut dikomentari “ini dan itu.” Bila ada komentar yang dirasa “miring”, sudahlah, abaikan saja. Tidak perlu digubris. Jadikan itu sebagai cambuk dan pemantik, agar Anda bisa terus berkarya. Jangan sampai karena itu, Anda merasa minder dan tidak mau berbagi lewat karya tulis. Pun juga, bila Anda sudah mulai aktif dan rutin menulis, silakan publikasikan tulisan Anda agar bisa dinikmati oleh orang lain. Jangan pernah takut dikomentari ini dan itu. Sekali lagi, bila ada komentar yang kurang menyenangkan terhadap tulisan Anda, abaikan saja!

Wallahu a’lam.


Share This :