Tiada Momen Tanpa Menulis

Tiada Momen Tanpa Menulis
Oleh: Gunawan

Judul tulisan ini lahir atas rekomendasi dari bunda Dr. Andi Halimah, M.Pd. (Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UINAM) via Facebook. Inspirasi ini muncul ketika saya mengomentari status beliau pada Selasa, 5 Desember 2017, pukul 05.12 WIB. Begini tulis beliau di akun Facebooknya: “Kira-kira lagi nulis apa ya? Sebentar lagi ijab kabul.”

Status beliau tersebut menjelaskan foto yang diunggahnya. Di foto tersebut terlihat sepasang calon pengantin baru yang hendak ijab kabul. Calon pengantin lelaki sedang duduk, sembari mendudukkan pandangannya, di depannya terlihat sebuah Al-Quran yang diletakkan di atas bantal. Sementara, mempelai perempuan sedang asyik melirik telepon genggamnya (Android). Entah apa yang ia tulis di HP-nya itu.

Saya pun membalas status beliau tersebut. “Hehehe. Barangkali sedang menulis status baru (ganti status), bunda.” Demikian tulis saya di kolom komentarnya.

Ya, begitulah realita di era digital ini. Tak sedikit orang, khususnya yang punya akun Facebook, menulis status (rutin tiap hari), seolah-olah sudah menjadi suatu kewajiban. Mulai dari menulis yang bermuatan positif sampai kepada tulisan yang negatif. Banyak juga warganet yang menjadikan medsos yang satu ini layaknya teman curhat. Untuk membuktikannya, barangkali Anda bisa menelusurinya sendiri.

Yang ingin saya sampaikan lewat tulisan sederhana ini adalah, bahwa ternyata pengguna aktif media sosial, khususnya Facebook, tiap hari selalu menulis. Berkali-kali, bahkan ada yang puluhan kali menulis atau memasang statusnya lewat jejaring sosial hasil temuan Mark Zuckerberg ini. Hal demikian menandakan bahwa sesungguhnya setiap orang itu bisa menulis. Ya, kita semua pada dasarnya bisa dan mampu menulis. Namun, terkadang kita tidak sadar.

Seandainya potensi ini terus diasah, saya yakin minimal masing-masing dari kita akan mampu melahirkan satu karya tulis selama hidup. Akan tetapi, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing. Motivasi terbesar mestinya harus lahir dari dalam diri.

Di alam maya, tak sedikit orang yang membuang-buang waktu, menghabiskan tenaga, memasang status (menulis) sesuatu yang semestinya tidak perlu dilakukan. Ya, banyak orang yang menyia-nyiakan waktunya untuk saling beradu argumen di status teman-temannya, kadang juga sampai berdebat yang tak kunjung usai (tidak menghasilkan apa-apa). Boleh-boleh saja kita berkomentar, asal itu sesuatu yang bermanfaat, misalnya saling memotivasi, menginspirasi, menasihati, atau sejenisnya.

Mari, siapa pun pengguna aktif media sosial, menulislah atau pasanglah status yang bermanfaat. Jadikan jejaring sosial, seperti Facebook, WhatsApp, dan lainnya, sebagai media atau sarana kita untuk belajar dan berbagi lewat tulisan yang bernilai guna. Jadikan medsos sebagai lahan dakwah kita, salah satunya lewat tulisan.

“Tiada momen tanpa menulis. Tiada waktu tanpa memasang status lewat Facebook.” Mari kita sama-sama jadikan slogan ini untuk kita belajar dan menimba ilmu. Manfaatkan media daring ini untuk menghasilkan tulisan demi tulisan, hingga akhirnya mampu melahirkan buku demi buku. Jangan sampai kita hanya memanfaatkannya untuk menulis status yang tidak berdampak pada perbaikan kualitas pribadi kita.

Wallahu a’lam.
Share This :